Sedikitkan Air Saat Berwudhu


Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
.
Salah satu hal yang menyedihkan dalam hidup saya adalah ketidakterampilan saya mensedikitkan air saat berwudhu, khususnya di bagian kaki. Padahal wudhu dengan air yang sedikit dan mencukupi merupakan tanda faqihnya seseorang. Berwudhu dengan air yang sedikit termasuk keutamaan, bahkan meskipun ia berwudhu di lautan atau di sungai besar yang airnya berlimpah.
.
Kesedihan itu semakin bertambah manakala membaca hadis riwayat Imam Abu Dawud. Beliau meriwayatkan dalam Sunannya, dari hadis ‘Abdullah bin Mughaffal, dia berkata, aku mendengar Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
.
سَيَكُوْنُ فِي هَذِهِ اْلأُمَّةِ، قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِي الطَّهُوْرِ وَالدُّعَاءِ.
.
“Akan ada di umat ini suatu kaum yang melampaui batas (berlebihan) dalam bersuci dan berdo’a.” (HR. Abu Dawud).
.
Berapakah takaran berlebihan itu? Sekurangnya ada dua hal. Pertama, memperhatikan takaran yang dipergunakan oleh Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam. Kedua, kecukupan dalam bersuci sehingga kita dapat bersuci dengan sempurna.
.
Lalu, berapakah takaran air yang digunakan oleh Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam untuk berwudhu? Mari kita periksa hadis berikut ini:
.
Dari Anas bin Malik radhiyaLlahu ‘anhu, beliau mengatakan:
.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ، وَيَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ، إِلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ
.
“Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu mud (air) dan mandi dengan satu sha’ sampai lima mud (air)” (HR. Bukhari dan Muslim).
.
Berapakah satu mud air itu? Kira-kira sama dengan 600 ml.
.
Upps, bagaimana caranya? Di antaranya sebagaimana kita dapati dalam Shahih Muslim:
.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ الأَنْصَارِىِّ – وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ – قَالَ قِيلَ لَهُ تَوَضَّأْ لَنَا وُضُوءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَا بِإِنَاءٍ فَأَكْفَأَ مِنْهَا عَلَى يَدَيْهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفٍّ وَاحِدَةٍ فَفَعَلَ ذَلِكَ ثَلاَثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَغَسَلَ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَمَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِيَدَيْهِ وَأَدْبَرَ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثُمَّ قَالَ هَكَذَا كَانَ وُضُوءُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
.
Dari Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim al-Anshari, dia adalah seorang sahabat Nabi, dikatakan kepadanya, “Praktekkanlah untuk kami wudhu’ RasuluLlah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam.” Dia meminta wadah air, lalu menuangkan sebagian air itu pada kedua (telapak) tangannya, kemudian dia membasuhnya tiga kali. 
.
Lalu dia memasukkan satu (telapak) tangannya (ke dalam wadah air itu), kemudian mengeluarkannya, lalu dia berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung dari satu telapak tangannya. Dia melakukannya tiga kali.
.
Lalu dia memasukkan satu (telapak) tangannya (ke dalam wadah air itu), kemudian mengeluarkannya, lalu dia membasuh wajahnya tiga kali.
.
Lalu dia memasukkan satu (telapak) tangannya (ke dalam wadah air itu), kemudian mengeluarkannya, lalu dia membasuh kedua tangannya sampai siku-siku dua kali, dua kali.
.
Lalu dia memasukkan satu (telapak) tangannya (ke dalam wadah air itu), kemudian mengeluarkannya, lalu mengusap kepalanya. Dia memajukan kedua tangannya lalu memundurkannya, kemudian dia membasuh kedua kakinya sampai mata kaki. Kemudian dia berkata, “Demikianlah wudhu’ RasuluLlah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Muslim).
.
Aku termangu melihat diriku sendiri. Aku membasuh kakiku masih menggunakan air yang lebih banyak dari itu. Terhitung sangat banyak. Semoga Allah Ta’ala mengampuniku.


Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku
Powered by Blogger.
close