Manusia Maju
Oleh : Imam Nawawi
Manusia dikatakan maju jika apa dan
bagaimana? Kebanyakan orang menilai manusia maju karena tinggal di negara A, B,
atau C. Sebaliknya, manusia tidak maju karena di negara D,E, dan F tidak
seperti negara, A,B, dan C.
Jika standar kemajuan manusia diukur dari
capaian teknologinya, itu tidak salah. Tetapi tidak berarti negara yang
teknologinya maju, maju seluruhnya.
Indonesia, apakah negara maju atau berkembang?
Dalam tinjauan ekonomi dan pembangunan,
Indonesia berkembang. Tetapi, dalam sisi adab, sopan santun, akhlak, apakah
Indonesia lebih buruk dari bangsa lain, bahkan bangsa yang maju tapi pernah
berlumuran darah sejarahnya karena gemar sekali menjajah?
Dengan kata lain, kita butuh alat ukur yang
jelas dan bisa dipertanggungjawabkan untuk bisa mengukur manusia maju atau
sebaliknya.
Mari sejenak menengok ke masa Nabi Muhammad.
Di masa itu, bangunan belum seperti sekarang, sekolah tidak ada, perpustakaan
apalagi, tetapi budaya ilmu itu luar biasa. Tidak ada cerita penduduk Madinah
yang tidak mendapatkan ilmu yang disampaikan oleh Nabi, meskipun semua
penduduknya tetap sibuk dengan aneka rupa mata pencahariannya.
Di masa itu juga belum ada pengadilan, tetapi
keadilan nyata terasa.
Di masa itu juga belum ada rumah sakit, tetapi
budaya hidup sehat itu berlangsung, sehingga sahabat yang sepuh sekalipun tak
mau ketinggalan turun ke medan jihad.
Bandingkan dengan sekarang! Ketika
perpustakaan mewah, buku tinggal download, menulis sangat mudah, sekolah
dimana-mana, apakah tradisi membaca masyarakat meningkat?
Dengan demikian, maju tidaknya manusia tidak
bisa diukur dari apa capaian teknologinya, berapa besar kekuatan ekonominya,
tetapi sejauh mana ketundukannya kepada Tuhan, sehingga dalam segala sisinya,
manusia senantiasa bisa menghidupkan budaya ilmu, kondisi yang penuh keadilan,
dan kesehatan kehidupan warga negara.
Dan, yang paling penting, apakah manusia
masih bersikap dan berperilaku sebagai manusia. Atau malah telah lebih buruk
dari binatang ternak?
Jakarta, 2 Jumadil Akhir 1440 H
Imam Nawawi, Pemimpin Redaksi Majalah Mulia
Imam Nawawi, Pemimpin Redaksi Majalah Mulia
Post a Comment