Menyemai Masa Kecil dengan Cinta


Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Jika engkau tak menyemai rindu pada anak-anakmu dengan menyisihkan waktumu untuk berbincang sejenak dan menemani mereka, maka hari tua adalah masa-masa penantian yang hampa. Kering. Ingin menanti, tapi tak tahu kapan anak-anak itu akan tergerak hatinya untuk pulang dan berkenan duduk di samping kita.

Tanpa balutan cinta dan takzim kepada orangtua, rumah besar tidaklah menawarkan kelapangan yang melegakan. Tidak bagi kita, tidak pula bagi anak-anak. Rumah yang luas hanya menyisakan kelengangan. Sepi. Sementara kamar anak-anak adalah kisah sedih di masa lalu; sedih bukan karena buruknya mereka, tetapi sedih karena lupa tak menyemai masa kecil mereka dengan cinta, kasih-sayang, perhatian, penjagaan, pengawasan, pengajaran, pendidikan dan penempaan. Semua itu terangkum pada kata tarbiyah. Inilah yang membedakan nilai do'a tiap-tiap anak bagi orangtuanya. Do'a mereka mungkin sama, tetapi seperti apa kita mentarbiyah mereka di waktu kecil, itulah yang menentukan nilai do'a mereka bagi kita.

Ingatlah, sesungguhnya do'a anak adalah do'a yang bersyarat:

.
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْراً

“Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtuaku, dan kasih-sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mentarbiyahku di waktu kecil.”

Ada kata كَمَا (sebagaimana) pada do'a mereka. Maka bagaimana kita mentarbiyah mereka, akan menentukan nilai do'a mereka. Sesungguh-sungguh apakah kita mengasuh-mendidik mereka?

Jika hubungan kita dan anak-anak sangat dekat, maka mereka akan senantiasa hadir, meskipun boleh jadi mereka tak bisa sering pulang karena banyaknya amanah kebaikan yang harus mereka tunaikan.

Ada orangtua yang senantiasa teduh hatinya menjumpai jejak-jejak masa kecil anaknya, mengingat kesukaan mereka dan penuh semangat menuturkan masa kecil mereka. Selalu ada yang bercahaya. Di saat seperti itu, rumah yang sempit pun terasa melegakan. Sementara luasnya memberi kelapangan. Selalu ada tempat untuk anak-anak.

Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku-buku Parenting
Powered by Blogger.
close