Optimalkan Waktu



Oleh : Imam Nawawi

Mengoptimalkan waktu bukan perkara mudah. Secara bahasa, optimal berarti kita melakukan sesuatu sampai pada posisi tertinggi.

Berarti, mengoptimalkan waktu memanfaatkan waktu dengan kegiatan positif sebaik mungkin. Kalau ibarat gas motor, ya 100 km/jam.

Tapi ini tidak mudah, karena di zaman now, orang menghadapi banyak gangguan. Mulai dari smartphone, sampai pada pilihan diri menjalani hari demi hari.

Weekend misalnya, sebagian banyak yang menggunakan waktu di depan gadget. Sebagian ada yang suka nongkrong di cafe dengan menghabiskan uang sampai satu juta rupiah.

Dilansir moneysmart.id pada 11 Desember 2018, bahwa dari wawancara dan riset mendalam yang dilakukan diketahui bahwa porsi lifestyle anak kekinian Jakarta bisa mencapai 80 persen dari penghasilan.

Ya, kalau dihitung sederhana, jika penghasilan Rp. 10 Juta, maka Rp. 8 Juta ludes buat untuk hunting fashion, kongkow di mall dan cafe, dan lain sebagainya, termasuk kuota internet. Hari gini, ya, jangan sampai lah gak konek, gegara kuota habis.

Sebenarnya sih, bebas saja. Toh itu hak setiap orang. Tapi, sebagai sesama Muslim dan untuk menciptakan kehangatan berwarganegara, apa salahnya kita coba teliti dan saling memberikan nasihat.

Kalau kita mau produktif, atau optimal menggunakan waktu, 5 menit saja bisa loh bikin sesuatu yang positif. Mulai dari membaca, menulis, mengerjakan pekerjaan ringan, dan lain sebagainya.

Seperti artikel ini, ini ditulis tepat waktu adzan Isya. Sebelum iqomat dikumandangkan sudah selesai. Kok bisa? Ya, kita mau optimalkan waktu.

Nah, orang-orang yang sukses di antara mereka sebenarnya gak ada yang luar biasa dalam pengertian bisa membaca 20 jam sehari. Tapi mereka membaca secara ajeg setiap hari, meskipun hanya 5 – 10 menit.

Termasuk tulisan ini, saya buat bukan karena waktu panjang. Tapi karena ingin memanfaatkan waktu, maka jadilah tulisan ini.

Dengan demikian, waktu sangat berharga dan akan menjadi kebaikan jika dimanfaatkan secara optimal untuk kebaikan, apapun bentuknya.

Dari sini kita bisa memetik hikmah mengapa dalam Islam banyak sekali anjuran amal ibadah di luar yang wajib. Kenapa? Ya, supaya waktu tidak berlalu begitu saja, apalagi sia-sia.

Waktu adalah umur kita, waktu adalah karakter dan kepribadian kita. Maka, jangan lalui waktu melainkan dengan kebaikan, nilai, kemanfaatan, dan inspirasi bagi diri dan orang lain. Dan, menulis adalah cara menjadikan ide kita melekat dalam waktu yang kita lalui.

Bogor, 6 Jumadil Awwal 1440 H
Imam Nawawi, Pemimpin Redaksi Majalah Mulia
Powered by Blogger.
close