Antara Pekerjaan dan Dakwah

Oleh : Prihatiningsih, S.Si.

Hidup dalam cengkraman kapitalis sudah terbukti sulit dan penuh dengan krisis. Negeri kaya berlimpah sumber daya alam tak mampu menyejahterakan rakyatnya. Kesalahan paradigma pengelolaannya menghantarkan pada minimnya lapangan kerja. Yang sudah bekerjapun tak sedikit yang terkena PHK. Akhirnya pengangguran kian meluas.

Mencari kerja bukanlah perkara yang mudah, apalagi bagi para pengemban dakwah yang memiliki kesadaran lebih. Memilih pekerjaan bukan hanya sebatas untuk menghasilkan uang, tapi paling tidak ada 2 yang harus dipertimbangkan: pertama apakah pekerjaannya halal dan mendatangkan berkah atau justru haram, seperti berkaitan dengan riba atau akad nya tidak syar’i. Kedua, apakah pekerjaannya tidak menghalangi aktivitas dakwah?

Pejuang andalan tidak akan mengorbankan dakwah demi sebuah pekerjaan sekalipun boleh jadi menjanjikan kesuksesan secara materi. Pilihan pekerjaan seorang pengemban dakwah kadang tidak mampu dipahami oleh kacamata para kapitalis. Maka mereka dianggap aneh dan terlalu membawa-bawa agama dalam ranah pekerjaan, padahal sejatinya agama adalah pedoman hidup, ideologi yang harus dipegang oleh setiap umat muslim dalam setiap keadaannya. Apalah arti harta jika dia tak mendatangkan keberkahan? Pun harta tidak dibawa mati. Dibalik ini semua, ada sosok yang sangat saya kagumi, yaitu ibunda Khadijah.

Ketika menikah dengan Rasulullah SAW, ibunda Khadijah sudah menjadi pengusaha yang berlimpah kekayaan. Anugrah harta tersebut tidak lantas menjadikan beliau sombong dihadapan suami, apalagi merendahkan eksistensi sang suami. Ia tetap menunjukkan rasa hormat dan taat bahkan seluruh harta beliau di dedikasikan seluruhnya untuk dakwah Rasulullah SAW, maasyaAllah. Bahkan beliau rela hidup dalam kesulitan sebagai konsekuensi dakwah pada masa pemboikotan oleh kafir Quraisy.

Seorang pengemban dakwah akan senantiasa menghiasi dirinya dengan sifat qana’ah. Terkait masalah rezeki, ia menyadari betul bahwa pekerjaan bukan sebab datangnya rezeki, namun hanya merupakan salah satu jalan sampainya rezeki itu di tangan kita. Adapun penyebab rezeki itu hanya satu, yaitu Allah Ta’ala.

Ia juga sangat meyakini firman Allah dalam surat Ath Thalaq ayat 3 yang artinya “ dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” Allah pasti akan mencukupkan kebutuhan bagi hambaNya yang bertakwa. Salah satu wujud takwa adalahtetap istiqomah di jalan dakwah apapun resikonya.

Banyak yang mempertanyakan, kenapa kuliah mu tak sesuai dengan pekerjaan mu saat ini? ( for ex : kuliah di teknik kerja di ponpes, atau pertanian kerja sebagai guru) it’s okay dear,  Ini hanya salah satu wasilah kerja sambil berdakwah kok. Yakinlah semua itu sudah jalan dari Allah. Yang menentukan perkerjaan itu tidak sepenuhnya jurusan saat kuliah atau lulusan apa dirimu. Tapi sekuat apa kamu teguh dalam pekerjaan dan mengemban amanah kerjamu sambil berdakwah.

Penulis : Prihatiningsih, S.Si., Guru SDIT Hidayatullah Yogyakarta
Foto by Atin

Powered by Blogger.
close