Jadilah Lelaki yang Perkasa
Oleh : Mohammad Fauzil Adhim,
Sebaik-baik suami adalah lelaki yang perkasa. Ayah terbaik juga lelaki yang perkasa. Maka laki-laki manapun yang tidak perkasa, hari ini juga kita perlu berusaha untuk memulai upaya agar Allah Ta’ala mampukan kita menjadi lelaki yang sangat perkasa. Tanpa keperkasaan, suami-istri akan mandul meskipun anaknya banyak.
.
Lalu, siapakah yang dimaksud dengan lelaki perkasa?
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyaLlahu ‘anhu menuturkan bahwa ketika Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat radhiyaLlahu ‘anhum, mereka menjawab, “Orang perkasa itu ialah lelaki yang tidak terkalahkan.”
.
Tetapi tidak. Bukan itu. Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
“لَيْسَ بِذَلِكَ وَلَكِنَّهُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ.
Bukan begitu. Tetapi (lelaki) yang perkasa itu adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah.” (HR. Muslim).
.
Bersebab mudah baper, tidak mampu mengendalikan diri saat marah, maka sulitnya baginya berbuat baik kepada istri; berat dirinya bercanda dan mendengarkan celoteh anak-anak dan bahkan istrinya sendiri. Seringkali bukan masalah berat yang membuat kita marah meledak-ledak, tetapi lepasnya tali sepatu saat kita sedang terburu-buru, sementara kendali diri kita terlepas.
.
Lalu, siapakah yang dimaksud dengan lelaki perkasa?
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyaLlahu ‘anhu menuturkan bahwa ketika Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat radhiyaLlahu ‘anhum, mereka menjawab, “Orang perkasa itu ialah lelaki yang tidak terkalahkan.”
.
Tetapi tidak. Bukan itu. Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
“لَيْسَ بِذَلِكَ وَلَكِنَّهُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ.
Bukan begitu. Tetapi (lelaki) yang perkasa itu adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah.” (HR. Muslim).
.
Bersebab mudah baper, tidak mampu mengendalikan diri saat marah, maka sulitnya baginya berbuat baik kepada istri; berat dirinya bercanda dan mendengarkan celoteh anak-anak dan bahkan istrinya sendiri. Seringkali bukan masalah berat yang membuat kita marah meledak-ledak, tetapi lepasnya tali sepatu saat kita sedang terburu-buru, sementara kendali diri kita terlepas.
Mohammad Fauzil Adhim, Motivator & Penulis Buku-buku Parenting
Post a Comment