Kekuatan Sebuah Senyum
Hati terasa nyes, saat senyuman tulus mengawali perjumpaan. Suasana menjadi
cair dan hangat saat senyum mengawalinya.
Siapa tidak senang, tidak bahagia, tidak tersanjung saat bertemu siapa saja
dan di sambut dengan senyuman? Semua akan bahagia. Itulah salah satu kekuatan
senyuman, ia bisa memberikan suasana bahagia kepada orang lain.
Pun di sekolah, guru harus murah senyum,
sehingga para siswa tidak tegang saat mengikuti pembelajaran. Saat siswa ‘menikmati’
suasana belajar, tentu pikiran mereka lebih mudah menerima pelajaran yang
disampaikan. Berbeda jika guru mengawali pembelajaran dengan suasana cemberut,
tentu para siswa ogah-ogahan atau
terpaksa dan tersiksa batinnya dengan suasana yang ada.
Di kalangan guru ada yang beranggapan, agar
berwibawa di depan siswa harus terlihat galak, terlihat killer, begitu sebutan guru ‘galak’ oleh siswa. Tentu tidaklah
benar anggapan ini, ada banyak guru murah senyum begitu dicintai dan disegani
oleh siswa-siswanya. Tidak sedikit pula guru killer yang diremehkan bahkan jadi bahan olok-olok siswa.
Senyum yang dipaksakan akan jauh berbeda
dengan senyuman tulus dari hati. Dampaknya tentu berbeda di antara kedua senyum
ini. Tips guru murah senyum adalah ikhlas. Guru yang sekadar memenuhi jam
mengajar berbeda dengan guru yang berniat mengajarkan nilai-nilai kehidupan,
guru yang sekadar mematuhi aturan akan berbeda dengan guru yang memahami aturan
harus dipatuhi. Apalagi jika guru hanya mengajar dengan motivasi harta benda,
tentu dampaknya tidak akan kentara.
Oleh itu, guru yang murah senyum harus
membangun kewibawaannya dengan disiplin tinggi. Tegakkan aturan yang ada. Berikan
kekuatan kepada siswa dengan senyum tulus seorang guru. Buktikan bahwa dengan
senyum bisa meluluhkan hati para siswa. Itulah senyum yang mengandung kekuatan.
Tuswan Reksameja, Redaktur Majalah Fahma
Post a Comment