Kekuatan Sebuah Senyum



Oleh : Tuswan Reksameja 

Hati terasa nyes, saat senyuman tulus mengawali perjumpaan. Suasana menjadi cair dan hangat saat senyum mengawalinya. Siapa tidak senang, tidak bahagia, tidak tersanjung saat bertemu siapa saja dan di sambut dengan senyuman? Semua akan bahagia. Itulah salah satu kekuatan senyuman, ia bisa memberikan suasana bahagia kepada orang lain.

Pun di sekolah, guru harus murah senyum, sehingga para siswa tidak tegang saat mengikuti pembelajaran. Saat siswa ‘menikmati’ suasana belajar, tentu pikiran mereka lebih mudah menerima pelajaran yang disampaikan. Berbeda jika guru mengawali pembelajaran dengan suasana cemberut, tentu para siswa ogah-ogahan atau terpaksa dan tersiksa batinnya dengan suasana yang ada.

Di kalangan guru ada yang beranggapan, agar berwibawa di depan siswa harus terlihat galak, terlihat killer, begitu sebutan guru ‘galak’ oleh siswa. Tentu tidaklah benar anggapan ini, ada banyak guru murah senyum begitu dicintai dan disegani oleh siswa-siswanya. Tidak sedikit pula guru killer yang diremehkan bahkan jadi bahan olok-olok siswa.

Senyum yang dipaksakan akan jauh berbeda dengan senyuman tulus dari hati. Dampaknya tentu berbeda di antara kedua senyum ini. Tips guru murah senyum adalah ikhlas. Guru yang sekadar memenuhi jam mengajar berbeda dengan guru yang berniat mengajarkan nilai-nilai kehidupan, guru yang sekadar mematuhi aturan akan berbeda dengan guru yang memahami aturan harus dipatuhi. Apalagi jika guru hanya mengajar dengan motivasi harta benda, tentu dampaknya tidak akan kentara.

Oleh itu, guru yang murah senyum harus membangun kewibawaannya dengan disiplin tinggi. Tegakkan aturan yang ada. Berikan kekuatan kepada siswa dengan senyum tulus seorang guru. Buktikan bahwa dengan senyum bisa meluluhkan hati para siswa. Itulah senyum yang mengandung kekuatan.

Tuswan Reksameja, Redaktur Majalah Fahma
Powered by Blogger.
close