Berdo'alah untuk Urusan Apapun


Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Berdo'alah untuk urusan apa pun. Mintalah kepada Allah 'Azza wa Jalla apa saja yang engkau hajatkan. Tetapi jangan pernah lupa memohon hidayah. Sesungguhnya, ada empat hal yang perlu kita minta setiap hari. Dan hidayah ada di urutan pertama.

Sedemikian pentingnya hidayah, hingga satu-satunya permohonan dalam surat yang wajib kita baca dalam setiap shalat, dalam hal ini Al-Fatihah, adalah hidayah. Kita meminta dengan sangat hidayah secara lengkap dan sempurna. Kita memohon hal terpenting dalam hidup dan mati ini setelah memuji Allah 'Azza wa Jalla.

Berangkai pujian kita haturkan, lalu disusul pengakuan terhadap keagungan dan kekuasaan-Nya yang juga dalam berangkai kalimat, sesudah itu memohon hidayah. Mengharap jalan yang lurus. Bukan jalan orang-orang yang dimurkai-Nya. Bukan pula jalan orang-orang yang sesat.

Inilah yang kita ikrarkan sekaligus mohonkan setiap hari. Tidak sah shalat tanpa Al-Fatihah. Akan tetapi alangkah banyak yang lalai dengan bacaannya. Ia mengucapkan kalimat pepujian, tetapi tak sadar sedang memuji. Hatinya juga tidak bermaksud memuji. Hanya menyelesaikan bacaan.

Seperti itu pula, sangat banyak yang melantunkan kalimat permohonan dalam bacaan Al-Fatihah, tetapi ia tidak merasa sedang memohon, tidak menyadari pula apa yang dimintanya kepada Allah 'Azza wa Jalla; tidak pula mengerti apa yang ia ingin dijauhkan oleh Allah dari dua keburukan, yakni buruknya menjadi golongan yang dimurkai serta nistanya menjadi golongan yang sesat.

Alangkah banyak yang sedang menghadap Allah Ta'ala; Tuhan Yang Maha Mulia, Penguasa Langit dan Bumi, tetapi ia membaca Al-Fatihah seperti orang sedang mengomel. Ia berdiri di hadapn Dzat Yang Maha Tinggi, tetapi sikapnya seperti sedang bermain-main. Maka bagaimana ia akan bersungguh-sungguh dengan permohonannya? Bagaimana ia berharap pintanya itu dikabulkan?

Tak heranlah jika kemudian orang mengerjakan shalat, tetapi tak risih dengan kesesatan. Bahkan menolak ungkapan dimurkai maupun sesat.

Selain ada di dalam kandungan surat Al-Fatihah, do'a memohon hidayah juga terdapat dalam bagian lain shalat. Ini menandakan betapa sangat pentingnya hidayah bagi manusia bagi keselamatan hidupnya di dunia dan lebih-lebih bagi kemuliaan hidupnya di akhirat kelak. Rugilah orang yang mendapatkan hidayah lalu meninggalkannya.
Begitu berharganya hidayah, sehingga kita pun dituntunkan untuk kembali memohon hidayah yang diikuti ketaqwaan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan.” HR. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan lainnya.

Jadi, sesudah hidayah, yang paling perlu kita minta dan perjuangkan adalah taqwa. Sesudah itu, kita memohon keterjagaan diri sehingga kehormatan dapat senantiasa ditegakkan sebelum memohon kekayaan. Tanpa ‘iffah (kemampuan menjaga diri), maka bertambahnya harta menjadi pintu-pintu keburukan. Saat miskin dekat dengan kebaikan, begitu mulai kaya sedikit saja, telah banyak tingkahnya yang tercela menurut agama. Maka keterjagaan itulah yang awal kita mohonkan sekaligus perjuangkan, senantiasa. Sesudah itu baru karunia kekayaan. Jangan salah.

Tanpa keterjagaan, berlimpahnya harta yang tiba-tiba dapat menggelincirkan orang yang memiliki pengetahuan luas tentang agama. Bahkan pemahamannya pun mendalam.
Mohammad Fauzil Adhim, Motivator dan Penuls Buku
Powered by Blogger.
close