Agar Anak Terbiasa dengan Kerapian

Oleh : Ahmad Budiman

Kebersihan dan kerapian adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit,

Kebersihan dan kerapian itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman. Dengan demikian kebersihan dalam islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral, dan karena itu sering juga dipakai kata “bersuci” sebagai padaman kata “membersihkan / melakukan kebersihan”. Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih sepanjang masa, bahkan dikembangkan dalam hukum Islam.

Setiap orangtua tentunya ingin menciptakan lingkungan bersih dan rapi di rumah. Akan tetapi sering terjadi ketika rumah sudah dalam keadaan rapi dan bersih, hanya selang beberapa menit sudah berantakan lagi. Salah satu sebabnya adalah anak-anak yang bermain dan lupa tidak membereskan mainan lagi. Banyak orangtua, terutama kaum ibu, yang merasa tidak suka jika kamar yang sudah rapi berantakan lagi. Namun di sisi lain, di balik berantakannya kamar, anak juga sedang belajar dan bereksplorasi. Apa yang dilakukan anak setelah itu biasanya berujung pada tata ruang yang berantakan, mainan yang tersebar di mana-mana, kertas yang tercecer, dan lain sebagainya. Repotnya, sang anak bersikap cuek dan tak mau tahu karena umumnya mereka lebih suka menumpahkan dibanding mengisi, membongkar dibanding merakit ulang, “merusak” dibanding memperbaiki..

Anak dilarang bermain sama sekali tentu tidak bagus untuk perkembangan anak. Akan tetapi jika dibebaskan tanpa kontrol, efeknya tentu tak kalah buruk. Sebab anak akan terbiasa tanpa aturan dan tidak terbiasa hidup dalam kebersihan dan kerapian. Ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mendidik anak mau merapikan kembali apa yang telah ia gunakan untuk bermain dan belajar.

Tips mengajarkan kerapian pada anak
> Buat jadwal harian yang fleskibel untuk anak
Buatlah jadwal fleksibel untuk membagi hari-harinya menjadi beberapa aktifitas yang berbeda, seperti kapan waktunya tidur, waktu makan, waktu bermain atau belajar, waktu bersosialisai (silaturahim ke tetangga/saudara), dan waktu yang diperlukan untuk hal lainnya. Dengan adanya jadwal harian, anak lebih mudah mengenali rutinitasnya sehari-hari, sehingga tubuhnya akan menyiapkan diri untuk beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya. Namun, jadwal ini hendaknya disikapi secara fleksibel, artinya tidak kaku hingga menutup kemungkinan kegiatan baru untuk dilakukan.

> Libatkan anak dalam aktivitas merapikan rumah
Ajak dan libatkan anak dalam kegiatan beres-beres dan merapikan. Ajari anak untuk memilih dan memilah barang/mainan untuk dikembalikan di tempat semula, selain melatih kebiasaan positif juga dapat dilakukan sebagai ajang belajar sekaligus bersenang-senang tentang warna karena barang-barang ditempatkan berdasarkan warna, tentang konsep besar kecil, panjang tinggi dan lainnya yang dikelompokkan berdasarkan hal tersebut, juga tentang banyak hal kreatif lainnya.

> Jadikan kegiatan merapikan menjadi kegiatan yang menyenangkan.
Bernyanyilah sembari memasukkan mainan dan barang-barang yang berantakan, bernyanyilah dengan gembira dan ajak anak anda untuk melakukannya pula. Jika perlu buatlah lirik khusus dari nada lagu yang sudah ada tentang bersih-bersih dan kerapian.

Jika anak menolak untuk merapikan mainan atau barang-barangnya, bicaralah kepadanya.
Bicaralah tentang konsekuensi jika ia tak merapikan mainannya; mainannya akan tersapu, hilang, atau bahkan rusak terinjak, atau ia tak akan bisa belajar/tidur karena kamarnya/ruangan itu penuh dengan barang-barang, dan konsekuensi lainnya.

Ahmad Budiman, Pemerhati dunia anak
Foto : https://rebanas.com
Powered by Blogger.
close