Energi Inti Kehidupan



Oleh : Imam Nawawi



Setiap yang bernyawa menyimpan energi, yang jika disadari dan diaktualisasikan dengan baik, maka akan tercipta kemaslahatan berkelanjutan.

Sebagai contoh ringan, di sebuah daerah terjadi musibah. Di sana belum banyak orang melek internet. Tetapi di sana ada seorang remaja yang sedang berkunjung dan memiliki akses internet. Sontak remaja itu menguploadnya ke media sosial.

Netizen jadi tahu, ramai, bahkan kemudian viral.

Perhatikan, semua itu dipicu oleh sebuah kesadaran sang remaja tentang kejadian yang melanda sekaligus kebiasaannya menggunakan internet.

Pada akhirnya, bukan saja masyarakat yang bergerak, beragam lembaga kemanusiaan pun turun tangan, bahkan pemerintah dibuat sibuk untuk segera memberikan bantuan.

Nah, dalam lingkup yang lebih sederhana, dalam diri kita sendiri, energi itu selalu ada, tersedia, selama nyawa masih dikandung badan. Tinggal disadari atau tidak terus mau atau tidak diaktualkan.

Ustadz Zainuddin Musaddad dalam taushiyah pernikahan mubarokah kader Hidayatullah Jawa Timur di Surabaya pekan lalu menyampaikan bahwa energi itu ada pada keimanan.

Orang yang punya iman tidak akan tergerak melakukan apapun yang melanggar dengan alasan mau makan. Miskin tak masalah. Asal jangan makan harta haram.

Kesadaran itu sebenarnya seperti sinar matahari yang tidak saja mengusir gelap, tetapi menjadikan dedaunan menari bahagia karena persenyawaan zat yang diperlukan untuk melanjutkan fotosintesis.

Energi iman akan menjadikan seseorang tahu mana hak mana bathil, sehingga dalam hidupnya ia tidak berpikir ini sedikit ini banyak, tetapi yang ada ini mari disyukuri. Kaya, tak membuatnya kian buas dan serakah. Miskin pun tak akan menghalalkan yang syubhat.

“Jangan-jangan coba berbohong, apalagi berkaitan dengan keuangan, karena darah daging yang ada syubhatnya, tidak bisa dekat dengan Allah SWT,” tegas ayah dari anak-anak yang seluruhnya hafal Qur’an itu.

Jadi, hidup ini adalah soal energi, energi iman. Sudahkah disadari dan akankah diaktualisasikan. Atau justru angan-angan, gengsi, dan beragam prestise yang fana yang akan jadi panduan di dalam meniti kehidupan fana ini.

Jika demikian, mari hidupkan energi iman.

Yakini Allah benar-benar Maha Besar. Tidak ada yang lebih besar dalam hati ini, selain Allah. Apakah itu ilmu, uang, sistem hidup, bahkan ungkapan-ungkapan yang sepintas rasional namun mengikis akidah dan kesadaran iman seorang Muslim.

Ya Allah, bimbing kami yakin kpada-Mu dengan sebenar-benarnya. Bimbing kami tetap gagah dan gigih menantikan pertolongan dan kasih sayang-Mu. Sungguh hidup ini tak ada artinya, entah itu jabatan, predikat, kedudukan, kekayaan, jika Engkau marah kepadaku.

Imam Nawawi, Pemimpin Redaksi Majalah Mulia
Powered by Blogger.
close