Menulis Melancarkan Berbicara
Oleh : O. Solihin
Bukan
sulap bukan sihir. Jika diasah terus, menulis justru bisa melancarkan bicara.
Bukan hanya lancar, tapi juga bisa merunut poin-poin yang perlu disampaikan secara
sistematis. Saya pernah merasakan efek samping menulis tersebut. Percayalah,
bukan hanya saya ternyata yang merasakan lancar berbicara di depan publik yang
merupakan efek samping dari menulis. Beberapa kawan saya yang saya tahu betul
sejak awal susah menyampaikan informasi lewat lisan, setelah beberapa kali
secara rutin saya ajak untuk nulis, akhirnya lancar juga. Bahkan bisa
mengeksplorasi kelucuan ketika dia menyampaikan secara lisan. Persis sama
ketika dia menuliskannya dalam tulisan-tulisannya. Keren!
Ya, jika Anda termasuk yang susah berbicara
di depan umum. Mungkin salah satu terapinya adalah berlatihlah untuk menulis.
Terus menulis dan menulis terus. Suatu saat, latihan itu akan memberikan efek
samping, bahwa Anda akan mulai berani bicara di depan publik. Di depan banyak
orang. Atau setidaknya lancar ketika menyampaikan dalam rapat. Pada tahap awal
memang Anda bisa membuat semacam poin-poin yang akan disampaikan. Nah, jika
kita tidak terbiasa menulis, poin-poin agenda rapat saja akan sulit diungkapkan.
Tapi jika sudah terbiasa menulis, gambaran itu dengan mudah terpetakan.
Berikutnya, tentu saja ketika akan disampaikan secara lisan, kita setidaknya
sudah menyerap informasi itu 50%-75%. Sehingga ketika kita benar-benar
menyampaikannya di depan publik, kita sudah mampu memetakan apa yang akan
dibahas. Insya Allah lancar mengalir dan bisa jadi deras.
Bagi Anda yang ingin bisa menulis, cobalah
mulai dengan menuliskan hal-hal yang paling Anda sukai dan paling Anda kuasai.
Saya selalu mengulang hal ini di setiap kesempatan karena manfaatnya insya
Allah akan terasa sekali. Jangan putus asa pula. Jika gagal pada tulisan
pertama, lakukan pada tulisan kedua, ketiga, keempat, bahkan kesepuluh dan
mungkin saja keseratus. Tapi, berdasarkan pengalaman sih, tak sampai tulisan
kesepeluh beberapa teman saya sudah lihai menuangkan ide lewat tulisan dan
akhirnya sedikit demi sedikit berani untuk mempresentasikan tulisannya secara
lisan. Awal-awal tentu masih grogi. Mencoba kedua kali mungkin masih kaku.
Ketiga kali mulai sedikit cair. Umumnya, tak sampai 7 kali berbicara sudah
lancar. Insya Allah asalkan setiap kali mencoba dievaluasi dan dimintakan
pendapatnya kepada orang yang membimbing kita atau orang-orang di sekitar kita
tentang gaya kita ketika menyampaikan presentasi. Evaluasi itu perlu, untuk
mengukur tingkat keberhasilan kita dari satu percobaan ke percobaan berikutnya.
Intinya: menulislah dan terus menulis agar
kita lancar, dan sangat boleh jadi juga pada akhirnya kita memiliki keahlian
berbicara. Memang, tidak semua mahir dalam kedua bidang tersebut secara
sekaligus sama bagusnya. Tapi setidaknya kita bisa memiliki standar yang
dibutuhkan untuk bisa menyampaikan informasi dengan benar dan baik melalui
tulisan maupun lisan. Tetaplah menulis!
O. Solihin, Penulis Buku dan Motivator Remaja
Post a Comment