Mereka yang Patut Kita Harap Do’anya

Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Ada hadis ringkas yang patut untuk kita renungkan. Sesungguhnya RasuluLlah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ 

“Tiga do’a mustajabah yang tiada diragukan di dalamnya: do’a orang terzalimi, do’a musafir, do’a orangtua pada anaknya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Ada pelajaran yang penting untuk kita petik dari hadis ini. Di antara yang patut senantiasa kita harapkan do'anya adalah orangtua kita; bapak dan terutama emak kita. Begitu pula do'a musafir, patut kita harapkan. Sebagaimana do'a orang-orang yang dizalimi, Allah 'Azza wa Jalla akan ijabahi.

Adakalanya pada diri seseorang terkumpul berbagai keutamaan; ia orang yang dizalimi, sedang melakukan safar (perjalanan) dan perjalanan itu dalam rangka menegakkan ketaatan kepada Allah Ta'ala.

Sesungguhnya ada tiga golongan tamu Allah Jalla wa 'Alaa yang hidangan terbaiknya berupa pengabulan do'a. Salah satu dari tiga golongan tersebut ialah mereka yang pergi ke Tanah Suci dengan niat benar-benar berhaji, semata-mata untuk mengharapkan ridha Allah 'Azza wa Jalla. Maka perjuangan paling awal dari setiap yang berangkat haji (maupun umrah) ialah meluruskan niat, membersihkannya dari hal-hal yang mengotori dan bersungguh-sungguh mengharap ridha Allah 'Azza wa Jalla agar mereka benar-benar digolongkan sebagai tetamu Allah. Nah.

Mari kita ingat sejenak hadis berikut ini. Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

الْغَازِى فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ

“Al-Ghazi (orang yang berperang di jalan Allah), orang yang berhaji, serta orang-orang berumrah adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri.” (HR. Ibnu Majah).

Jadi, mereka inilah yang sangat perlu kita mohonkan do'anya. Bukan sebaliknya, kita suruh mereka meminta do'a orang yang bahkan tak menadahkan tangan untuk bermunajat bagi mereka.

Adapun seorang pemimpin, maka perhatikanlah bagaimana ia menjalankan amanahnya ini. Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ

“Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah seorang pemimpin yang zalim.” (HR. At-Tirmidzi).

Mohammad Fauzil Adhim, Motivator dan Penulis Buku
Powered by Blogger.
close