Karena Lelaki Ingin Membahagiakan Kekasihnya


Oleh : Cahyadi Takariawan

Sejak seorang anak lelaki tumbuh dewasa dan memulai proses menuju pernikahan, jauh dalam lubuk hatinya sudah memiliki keinginan yang sangat kuat untuk melakukan berbagai hal demi membahagiakan pujaan hatinya.

Ketika melangsungkan prosesi pernikahan, keinginan itu tumbuh semakin kuat. Menikah dengan seseorang yang dicintai sepenuh hati, membuatnya sangat bersemangat untuk membahagiakan sang istri.

Ia berjanji dalam hati untuk membuat sang istri bahagia bersamanya, dan bisa bangga memiliki suami seperti dirinya.

Setelah menikah dan memulai hidup berumah tangga, ia pun bekerja keras mencari nafkah, mencari penghidupan yang layak, mengusahakan sarana untuk membahagiakan belahan jiwanya.

Berpagi-pagi sudah berangkat kerja, dan pulang sore hari dalam kondisi yang lelah karena beban pekerjaan, yang diharapkan adalah melihat sang istri tersenyum bangga kepada dirinya.

Seluruh uang gajian plus bonus beserta struk gaji dari perusahaan, diberikan semuanya kepada sang istri. Inilah usaha maksimal yang dilakukan suami demi membahagiakan sang istri.

Kebahagiaan istri saat menerima dirinya sepulang kerja, wajah cerah dan sumringah istri saat menerima uang belanja yang diberikannya, adalah balasan yang sangat menyenangkan dan membanggakan hati suami.

Bagi laki-laki, kebahagiaan istri adalah hal yang sangat ingin dilihatnya. Banyak suami khawatir bahwa dirinya tidak mampu membahagiakan istri, misalnya karena penghasilan yang kecil atau pas-pasan.

Maka betapa bahagia sang suami saat istri bisa menerima penghasilan yang pas-pasan tersebut dengan sepenuh suka cita.

Pada dasarnya, kehidupan laki-laki banyak diwarnai oleh episode kepahlawanan. Inilah sisi maskulin atau sifat kelelakian pada diri suami.

Apabila ia bekerja keras mencari nafkah, kemudian sang istri bisa menerima pemberian nafkah darinya dengan bahagia, saat itu suami merasa telah menjadi pahlawan bagi keluarga.

Akan menjadi hal yang membahayakan bagi kaum laki-laki jika sang istri tampak tidak bahagia, bahkan menampakkan sikap yang meremehkan, merendahkan dan menyalahkan suami.


Sumber : IG Cahyadi_Takariawan
Foto by google
Powered by Blogger.
close