Metode Pembelajaran
Oleh : Mahmud Thorif
Setelah di beberapa waktu yang lalu kita berbincang tentang Kurikulum
Sekolah, saatnya kita berbincang kembali pada unsur yang kedua dalam
kepengajaran yaitu Metode Pembelajaran. Apa sih
metode pembelajaran itu? Metode pembelajaran yaitu cara bagaimana seorang
pendidik mentransfer ilmu pengetahuan atau bisa diartikan juga kurikulum
sekolah dan nilai-nilai kepada peserta didik.
Sebagaimana kurikulum sekolah, metode pembejararan
pun terus mengalami peningkatan. Bermacam metode pembelajaran agar murid bisa
memahami kurikulum atau materi yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik.
Dulu kita mengenal istilah CBSA, atau Cara
Belajar Siswa Aktif, di masa itu harapan pemerintah agar seluruh siswa lebih
aktif dibanding gurunya yang mengajar. Pernah juga muncul KTSP, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, pada hakikatnya setiap satuan pendidikan/sekolah
agar bisa mengelola secara mandiri segala aktivitas belajar mengajarnya. Yang
terbaru adalah Kurtilas, atau Kurikulum Tiga Belas. Di sini guru dituntut untuk
menilai seluruh muridnya dari bermacam aspek yang ada, tidak hanya sekadar
kognitif, lebih jauh bisa penilaian dalam bentuk afektif, dan psikomorik
peserta didik, bahkan dalam sosial dan spiritual peserta didik.
Semua istilah di atas jika tidak diimbangi metode
pengajaran yang baik, maka hasilnya tidak sempurna. Bahkan jika metode yang
diterapkan tidak pas bisa gagal total.
Di pesantren-pesantren ada istilah sorogan, di mana metode ini santri
menyetorkan apa yang sudah dihafal kepada kyainya. Yang sering dilakukan oleh
guru-guru sekarang adalah metode ceramah, di mana guru menyampaikan materi
melalui ceramah kepada peserta didik mereka. Ada juga metode bercerita, di mana
seorang pendidik menyelipkan kisah-kisah inspiratif dalam pembelajarannya. Ada
juga metode diskusi, di mana guru memberi kebebasan kepada peserta didik untuk
mendiskusikan materi yang diajarkan kepada peserta didik mereka. Pun ada guru
yang menggunakan metode penelitian, di mana peserta didik diajak untuk meneliti
objek-objek dalam pembelajaran
yang dilakukan, sekecil apapun.
Tentu masih banyak bermacam metode yang ada, baik
itu yang sudah dikembangkan melalui berbagai riset atau tidak. Tentu setiap
metode mempunyai keunggulan bahkan kelemahan sendiri-sendiri.
Tentulah setiap peserta didik tidak bisa
disamakan dalam menerapkan metode pembelajaran atau pengajaran. Ada peserta
didik yang hanya sekali baca saja dia paham, ada juga yang harus diulang,
bahkan ada juga yang harus diulang-ulang hingga beberapa kali.
Nah tentulah melihat kondisi seperti ini seorang
guru harus memahami metode apa
yang pas diberikan kepada setiap peserta didik. Jangan sampai salah memberikan
metode kepada peserta didik, karena bisa jadi jika metode yang diterapkan salah
para peserta didik cenderung tidak bisa memahami materi yang diajarkan dengan
baik.
Misal setiap metode pembelajaran diselingi dengan
metode cerita sehingga peserta didik bisa belajar dari kisah-kisah yang
disampaikan. Jika guru masih baru, maka galilah dari guru-guru senior, metode
apa yang pas diterapkan kepada kelas ini dan kelas itu. Jangan malu untuk
bertanya dan terus belajar, semakin banyak metode yang dikuasai, maka semakin
berpeluang membuat kelas semakin hidup.
Pun sebaliknya, guru yang malas belajar, guru
yang segan mengupgrade kemampuan ilmu dan dirinya, lambat laun ia akan kalah
dengan guru-guru yang bersemangat belajar dan mengupgade kemampuan dirinya.
Lambat laun pula, guru-guru seperti inilah yang akan ditinggalkan oleh
orangtua/wali murid dengan tidak memilih sekolah di mana si guru malas ini
belajar.
Mahmud
Thorif,
Redaktur Majalah Fahma
Post a Comment