Husnul Khatimahnya Seorang Pembaca Al Qur’an
Oleh : Nur Fitriyana
Pada zaman
dahulu, ada seorang yang shalih membiasakan diri membaca Alquran al-Karim sebanyak sepuluh juz setiap hari.
Pada suatu hari dia sedang membaca surat Yasin. Sehingga, ketika dia sampai
pada ayat: “Sesungguhnya
aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yasin: 24)
Maka,
ruhnya melayang ke langit. Sahabat-sahabatnya yang ada di sekitarnya pun heran
dan berkata, “Laki-laki ini adalah orang shalih, bagaimana mungkin hidupnya
diakhiri dengan ayat ini: “Sesungguhnya
aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yasin: 24)
Setelah dia
dimakamkan, seseorang yang shalih lainnya memimpikannya di dalam tidur. Dia
berkata kepadanya, “Wahai Fulan! Hidupmu diakhiri dengan ayat: “Sesungguhnya
aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yasin: 24)
Bagaimana
kondisimu sekarang di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Lantas dia
menjawab, “Ketika kalian telah menguburkanku dan meninggalkanku, datanglah dua
malaikat. Keduanya bertanya kepadaku dengan mengatakan, ‘Siapa Rabbmu?’ Lantas
saya menyempurnakan bacaan surat tersebut. Saya pun menjawab:
“Sesungguhnya
aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.”
(QS. Yasin: 25)
Dikatakan: “Masuklah
ke surga.”
Dia
berkata: “Alangkah
baiknya sekiranya kaumku mengetahui. Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun
kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan“. (QS.
Yasin: 26-27)
Para pemaca yang dirahmati Allah, amal kebaikan yang sudah kita usahakan
selama ini merupakan sebuah prestasi yang patut disyukuri, bukan mudah beramal
secara istiqomah tentunya. Sangat sayang jika kebaikan-kebaikan yang berhasil
ditorehkan, malah terhapus atau tergerus nilainya karena diakhiri dengan
kemaksiatan yang semakin semarak.
Rasulullah ﷺ malah mengingatkan bahwa seseorang akan diwafatkan
sesuai dengan kebiasaan atau keadaan yang dijalankannya, “Setiap hamba akan
dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya.” (HR Muslim)
Imam Al-Munaawi menjelaskan hadits tersebut
dalam Kitab At-Taysir
Syarh Al-Jami’ Ash-Shagir, ‘Seseorang meninggal di atas kehidupan
yang biasa ia jalani dan ia dibangkitkan di atas hal itu juga’. Jika masih
berharap husnul
khotimah, maka kebiasaan dan keadaan harus mulai ditata ke arah
yang lebih baik. Semua hal yang kontra atau menjauhkan dari predikat husnul khotimah harus
dicegah dan dihindari. Sedang hal-hal yang mendekatkan dan mengarah
kepada husnul
khotimah diperbanyak dan diperkuat.||
Sumber:
Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka
Arafah Cetakan 1
Post a Comment