Kacang Mete
Oleh
: Ana Noorina
Kacang mete
sebenarnya bukanlah kacang, melainkan biji dari pohon jambu mete atau dikenal
juga jambu monyet. Jambu monyet memiliki nama latin Anacardium
occidentale. Tanaman satu ini bukan anggota jambu-jambuan ataupun
kacang-kacangan, melainkan kerabat dekat dengan buah mangga.
Kacang mete adalah salah satu kacang
yang rendah serat. Kebaikan lain yang juga dibawa oleh kacang satu ini adalah
kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan yang baik untuk tubuh. Kandungan
vitamin E, K, dan B6, bersama dengan mineral lainnya, seperti tembaga, fosfor,
seng, magnesium, besi, dan selenium berperan penting untuk menjaga fungsi
tubuh.
Kacang mete mengandung asam lemak tak
jenuh tunggal dan tak jenuh ganda. Kandungan keduanya dapat membantu menurunkan
kadar kolesterol “buruk” (LDL) dan trigliserida dalam
darah. Kadar kolesterol jahat dan trigliserida yang relatif rendah dapat
mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, stroke, dan serangan jantung. Selain itu,
vitamin dan mineral lain yang terkandung dalam kacang mede, seperti kalium,
vitamin E, dan B6, serta asam folat juga dapat membantu tubuh dalam melawan
penyakit jantung.
Kacang mete adalah salah satu dari
beberapa sumber makanan yang kaya akan zat tembaga. Dalam satu ons kacang mete
mengandung 622 mikrogram tembaga. Bagi orang dewasa yang berusia di atas 19
tahun, kebutuhan tembaga yang disarankan per harinya adalah sebanyak 900
mikrogram. Ini berarti satu ons kacang mede sudah mampu memenuhi lebih dari
setengah kebutuhan tembaga setiap hari.
Tembaga sendiri memainkan peranan
penting untuk menggantikan jaringan ikat dan kolagen yang rusak. Tanpa asupan
tembaga yang cukup, jaringan tubuh akan mudah mengalami kerusakan dan Anda pun
lebih rentan terserang penyakit disfungsi sendi. Kekurangan tembaga juga dapat
mengurangi kepadatan tulang sehingga meningkatkan risiko osteoporosis.
Selain kaya akan tembaga, kacang mede
juga mengandung magnesium yang berperan penting dalam pembentukan tulang.
Pasalnya, magnesium membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang sehingga tulang
menjadi lebih kuat.
Ana Noorina, Pemerhati
dunia anak
Post a Comment