Melatih Anak Membantu Pekerjaan Rumah



Oleh : Nur Muthmainnah

Pekerjaan rumah adalah titik tolak terbaik bagi anak untuk dapat mengurusi dirinya sendiri. Sederhana mudah dilakukan, mudah dikendalikan. Sebenarnya sesudah si anak belajar berjalan, Anda sudah boleh menyuruh mereka mengerjakan sebagian hal-hal kecil, misalkan menyodorkan sandal kepada sang ayah, membantu ibu mengambilkan barang dan lain sebagainya.

Walau pekerjaannya kecil, yang terpenting ialah memupuk kesadaran si asisten cilik tersebut. Sesudah berusia 2-3 tahun, kemampuan meniru anak sangat kuat, segala hal ingin sekali dicobanya. Tak ada salahnya terkadang memberikan mereka kesempatan. Misalnya memberi mereka sapu kecil, penyedot debu mainan dan lain sebagainya, dengan begitu juga bisa melarutkan diri anak ke dalam “peranan pekerjaan rumah”.

Sebetulnya pada banyak kesempatan, para anak tidak hanya menerima pengaruh kelakuan orangtua, juga menerima pengaruh sikap dari orangtua. Sebagai guru nomor satu dari anak-anak, apakah Anda merasa tertarik dengan bekerja sama dengan orang, di dalam pekerjaan rumah tangga apakah Anda dengan riang larut di dalamnya, apakah Anda menyukai lingkungan yang bersih, hal-hal tersebut bisa berdampak kepada sikap anak.

Jikalau Anda sendiri malah merasakan pekerjaan rumah tangga sangat sengsara dan tak dapat dilukiskan dengan kata-kata, bagaimana mungkin anak bisa menjadi proaktif?

Namun Perlu dipahami bahwa anak tidak memiliki struktur nilai yang sama seperti orang dewasa. Kebanyakan orangtua merasa sudah menjadi kewajiban anak untuk melakukan tugas rumah, untuk  berbagi tugas dan tanggung jawab sebagai anggota keluarga. Mungkin beberapa anak bisa memahami kalau mereka harus melakukan tugas rumah karena mereka adalah bagian dari keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Tapi mereka masih sulit untuk menghubungkan konsep ini dalam bentuk tindakan. 

Di awal masa prasekolah, nilai sesungguhnya bukanlah untuk membuat semua tugas rapi dikerjakan. Tujuan yang lebih mendasar adalah menanamkan kebiasaan untuk membantu. Anak usia 2, 3, dan 4 tahun senang sekali membantu. Memanfaatkan dorongan natural ini membuat lebih mudah untuk mulai melakukan pekerjaan rumah. Seiring pertumbuhan si kecil, ia bisa mengatasi tugas yang lebih kompleks dan mulai melakukan beberapa hal secara mandiri.

Pertama orangtua harus melihat bahwa kegiatan sehari-hari adalah kegiatan yang asyik. Orangtua yang ikhlas menjalani keseharian akan membuat anak-anak tak memandang kegiatan itu sebagai beban. Kalau orangtua sering mengeluh dan menganggap kegiatan keseharian itu tidak asyik, persepsi itu juga akan ditangkap anak sehingga mereka akan berpandangan bahwa pekerjaan rumah adalah beban yang harus dihindari.

Kedua, Ketika kita melakukan pekerjaan rumah, banyak hal yang bisa dilakukan anak karena pada dasarnya anak senang melakukan pekerjaan orangtua. Apalagi ketika orangtua melakukan dengan bahagia dan anak melihatnya sebagai hal yang menantang baginya.

Mungkin anak belum bisa menyapu karena tangannya belum kuat memegang sapu dan mengayunkannya dengan benar. Tapi ketika orangtua sedang menyapu, anak bisa membantu mengambilkan sapu. Anak belum bisa mencuci, tapi dia bisa membantu mengambilkan sapu.

Ketiga, Lakukan kegiatan bersama anak secara insidental, tanpa perencanaan. Jadikan kegiatan itu menjadi hal yang asyik dan menyenangkan, bukan beban. Setelah Anda menyeterika pakaian, sesekali ajak anak untuk memasukkan pakaiannya ke dalam lemari. Lakukan hanya sesekali, tidak setiap hari. Lebih baik lagi kalau kegiatan itu dilakukan atas permintaan anak.

Keempat, Jangan lupa untuk memuji dan mengapresiasi anak setelah dia selesai melakukan kegiatannya. Walaupun pekerjaannya belum sempurna dan banyak kekurangan, tetap berikan pujian kepadanya. Berilah pujian pada inisiatifnya, kesediaannya membantu, dan pertanda bahwa dia besar.

Nur Muthmainnah, Pemerhati dunia anak

Powered by Blogger.
close