Mengajarkan Anak Wirausaha
Oleh : Suhartono
Sebagai orangtua, tentunya kita sangat mendambakan kesuksesan untuk
anak-anak kita. Bahkan, mungkin banyak dari kita yang berharap bahwa anak-anak
harus lebih sukses dari kita. Namun sayangnya, terdapat pernyataan di luar
sana; generasi pertama membangun, generasi kedua memperkokoh, generasi ketiga
meruntuhkan. Pernyataan ini timbul berdasarkan fakta, bahwa banyak perusahaan
yang bankrut ketika regenerasi ini mulai terjadi. Mungkin hal ini juga
ditakutkan oleh kita, para orang tua, yang kelak harus mewariskan perusahaan
kepada generasi-generasi kita selanjutnya.
Dengan maraknya pendidikan entrepreneurship, ternyata para ahli juga
sudah meramukan beragam cara untuk mengajarkan entrepreneurship pada anak-anak
kita. Sebelum kita membahas satu per satu cara tersebut, terlebih dahulu kita
harus mengetahui alasan mengapa kita harus mengajarkan entrepreneurship kepada
anak sejak dini.
Menurut teori psikologi perkembangan, usia anak-anak awal adalah usia
penting untuk menanamkan pembelajaran hidup pada anak. Mungkin banyak dari
orang tua yang meragukan kemampuan anak-anaknya ketika masih berusia 3 sampai 8
tahun. Seorang peneliti anak-anak, Alison Gopnik, mengatakan bahwa sebenarnya,
anak-anak memiliki otak yang sama dengan para ilmuwan. Anak-anak memiliki otak
yang masih mudah dibentuk, penuh dengan keingintahuan, kecurigaan, dan
keinginan untuk berhasil melakukan sesuatu. Bahkan, usia anak-anak adalah usia
di mana anak sangat ingin mengetahui apa yang dipikirkan oleh orang lain
tentang sesuatu. Inilah mengapa, adanya kontak antar orang tua dengan anak di
masa awal anak-anak sangat penting dilakukan.
Demikian juga dengan pembelajaran entrepreneurship. Karena menjadi
seorang entrepreneur tidak hanya bicara soal jual-beli, namun juga menuntut
kreativitas, maka jati diri untuk menjadi seorang entrepreneur harus dibentuk
sejak anak berusia dini.
Tips mengajarkan anak
wirausaha
Membuat Peta Hidup yaitu Mengenai Visi
dan Misi
Ajarkan anak untuk membuat
peta hidup sederhana yang bisa diraih oleh mereka. Contohnya anak ingin
memiliki sepatu baru dengan harga yang cukup mahal.Pahamkan kepadanya untuk
menabung terlebih dahulu supaya uang terkumpul dengan sejumlah harga sepatu
tersebut. Berikanlah semangat dan berikan daftar langkah-langkah untuk mencapai
visi yang sudah ditulis tersebut.
Biarkan Anak Berkreasi
Anda harus membiarkan anak
berkreasi. Lalu hubungkan dengan ide pemasaran. Ajaklah anak mengamati spanduk,
poster, iklan dan jenis lainnya. Biarkan mereka berkreasi untuk membuat ajakan
pemasaran yang serupa. Anak sangat membutuhkan kreativitas jika ingin membangun
usaha.
Berikan Apresiasi
Berikan anak apresiasi
setiap ia menemui masalah meskipun kecil. Lalu bimbinglah mereka. Puji mereka
meskipun tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar. Kebiasaan
seperti ini merupakan brainstrom solutions yang akan memberikan pelajaran
kepada anak agar fokus pada solusi dari masalah itu sendiri. Jadi, ketika kelak
ia menjadi seorang wirausahawan akan mencari solusi pada masalah yang
dihadapinya.
Dengarkan anak bicara
Anda harus selalu
mendengarkan anak ketika berbicara, menyimaknya dengan seksama dan mendengarkan
keinginan anak. Hal ini merupakan upaya untuk menanamkan sikap percaya diri
pada anak. Mereka merasa bahwa Anda mendukung keinginannya. Mendengarkan bukan
berarti Anda harus menuruti segala yang diinginkannya.
Ajarkan Sopan Santun
Dalam proses transaksi jual
beli, komunikasi merupakan sesuatu yang sangat penting diperhatikan. Biasakan
Anda dan anak memiliki waktu untuk berdiskusi. Ajaklah anak untuk mengemukakan
pendapat serta keinginannya dengan sopan dan santun. Jadi, kemampuan komunikasi
anak nantinya akan semakin berkembang dengan baik.
Ajak Berjualan Ajaklah anak berjualan
untuk melatihnya agar terbiasa berbisnis.
Contohnya Anda bisa mengajak
anak menjual mainan lama yang dimiliki. Bisa juga mengajak anak ikut berdagang
jika Anda atau kerabat memiliki bisnis.
Ajarkan Sedekah
Anak bersedekah sejak mereka
kecil. Bersedekah bisa memberikan suatu kebahagiaan hidup. Ajaklah anak untuk
membagi keuntungannya kepada oranglain yang membutuhkan. Pahamkan kepadanya
bahwa harta yang ia miliki tersebut terdapat sebagian yang bukanlah miliknya.
Suhartono, Pemerhati dunia anak
Post a Comment