Penanganan Batuk dan Pilek pada Balita



Oleh : Arie Lestari

Sebenarnya tidak ada obat untuk mengusir sekitar 200 virus penyebab pilek. Dilansir dari Webmd.comantibiotik dapat memerangi bakteri, tetapi tidak bisa mengobatinya karena pilek merupakan penyakit virus. Bayi dan balita biasanya terkena pilek 8-10 kali dalam setahun sebelum mencapai usia 2 tahun. Anak usia preschool terkena pilek 9 kali dalam setahun, sementara anak usia TK tertular virus 12 kali setahun. Untungnya pilek tidak berbahaya bagi anak-anak yang sehat.

Hindari sembarang memberikan obat batuk pilek karena anak-anak di bawah usia 4 tahun harus menggunakan resep dokter. Termasuk di antaranya obat penekan batuk (dekstrometorfan atau DM), obat batuk ekspektoran (guaifenesin), obat dekongestan (pseudoefedrin dan fenilefrin), serta antihistamin (seperti brompheniramine, chlorpheniramine maleate, diphenhydramine, dan lainnya). FYI, batuk merupakan cara alami tubuh untuk membantu menyingkirkan virus flu. Dan, seperti halnya orang dewasa, bayi dan balita hanya butuh kenyamanan saat pilek. Jadi, biarkan si kecil beristirahat serta minum banyak cairan dan mengonsumsi makanan bergizi.

Hidung tersumbat biasanya memengaruhi selera makan. Untuk membersihkan lendir, gunakan pipet yang dapat menyedot cairan tersebut dari hidung si kecil. Bunda juga dapat menggunakan obat tetes hidung bila lendirnya tebal pada anak usia di atas 6 tahun. Namun, obat ini hanya memberikan kelegaan sementara dan tidak bisa digunakan lebih dari 2-3 hari berturut-turut, seperti tertulis pada artikel Paediatrics & Child Health.

Dilansir dari Babycentre.co.uk, untuk mengatasi sakit tenggorokan akibat batuk pilek, Bunda bisa membuatkan minuman hangat yang memadukan lemon dan madu—khusus untuk anak di atas 12 bulan ke atas. Balurkan pula minyak kayu putih atau obat gosok anak pada bagian dada dan punggung si kecil agar tetap hangat, terutama saat menjelang tidur.

Jangan menunda untuk menemui dokter anak bila si kecil tidak juga membaik lebih dari 3 hari atau adanya demam tinggi (lebih dari 38,5 derajat Celcius), tidak mau makan dan muntah-muntah, tubuhnya menggigil dan bibirnya membiru, gangguan pernapasan, atau si kecil mengalami kelelahan yang ekstrem.

Arie Lestari, Pemerhati dunia anak
Powered by Blogger.
close