Tanamkan Tauhid, Raih Kemuliaan
Oleh : Imam
Nawawi
Orangtua mana yang tidak ingin meraih kemuliaan dan dimuliakan oleh keturunannya. Semua orang tentu sangat mendambakan hal itu. Sungguh tak akan ada gunanya sama sekali harta berlimpah jika orangtua memiliki anak durhaka. Juga tidak akan mendatangkan ketenteraman hati, orangtua yang memiliki anak pintar dan kaya, namun tidak memuliakan agama dan orangtuanya. Sungguh, kesedihan luar biasa jika orangtua didurhakai oleh anak keturunannya.
Oleh karena itu, di dalam Al-Qur’an berulang
kali ditegaskan kepada para orangtua pentingnya penanaman nilai-nilai tauhid
bagi anak keturunan sedini mungkin dan selamanya.
Nabi Ibrahim misalnya, beliau rela membawa
keluarga dan anaknya ke lembah tandus hanya demi pendidikan tauhid keluarga dan
anak keturunannya.
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman
di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian
itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung
kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur” (QS. 14: 37).
Bahkan Nabi Ya’kub, karena begitu khawatirnya
dengan ketauhidan keluarga, anak dan keturunannya, sampai-sampai, menjelang
wafatnya pun, yang ditanyakan oleh beliau adalah perihal ketauhidan.
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan
(tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu
sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan
nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami
hanya tunduk patuh kepada-Nya” (QS. 2: 133).
Semua itu menunjukkan bahwa, pendidikan
tauhid tidak bisa dianggap sepele. Orangtua harus memberikan kemampuan skill
kepada anak keturunannya, tapi jangan abaikan aspek tauhid, keimanan, sholat
dan komitmen mereka terhadap syariat Islam. Sebab, kelemahan tauhid anak dan
keturunan kita yang disebabkan kelalaian orang tua adalah malapetaka besar
dalam kehidupan.
Ketika tauhid seorang anak baik maka dengan
sendirinya akan muncul kesadaran bahwa dirinya harus benar-benar mengesakan
Allah dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya dengan cara senantiasa
menghormati dan memuliakannya. Hal ini muncul karena ketauhidan yang kokoh akan
mendorong seorang Muslim memiliki komitmen tinggi dalam mengamalkan kandungan
Al-Qur’an.
Satu di antara perintah penting dari Allah
kepada para anak adalah mentauhidkan-Nya dan sekaligus berbuat baik kepada
kedua orangtua.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” (QS. 17: 23).
Anak yang bertauhid pasti akan mengamalkan
isi kandungan Al-Qur’an ini. Jadi, dengan menanamkan nilai-nilai tauhid kepada
anak dan keluarga, pada akhirnya mereka sendiri akan mengerti perihal dirinya
untuk mengamalkan kandungan Al-Qur’an. Dan, yang paling utama dari seluruh
perintah ialah mengesakan Allah sekaligus memuliakan orang tua.
Mengapa sekarang, banyak anak enggan merawat
orangtuanya yang sudah renta? Jawabannya sederhana, mereka tidak memaami
Al-Qur’an dan memang tidak tertarik dengan Al-Qur’an. Semua itu tidak lain
karena sejak kecil mereka tidak dididik dengan nilai-nilai tauhid. Pada saat
yang sama, orientasi yang dibangun dalam rumah tangga juga bukan pendidikan
tauhid.
Padahal, Allah melalui hamba-hamba-Nya yang
sholeh termasuk Nabi-Nabi-Nya yang maksum telah memberikan penjelasan gamblang
bahwa yang mesti diupayakan oleh para orangtua dalam mendidik anaknya, yang
paling pertama dan utama adalah pendidikan tauhidnya. Karena hanya dengan
ketauhidanlah anak kita bisa mulia di sisi Allah. Dan, hanya anak-anak yang
mulia di sisi-Nya yang bisa secara sadar alias otomatis memuliakan kedua orangtuanya
selama-lamanya di dunia dan akhirat.||
Imam Nawawi, Penulis Buku dan Wartawan
Post a Comment