Adab Dulu, Baru Ilmu





Oleh : Ulfah Hasanah, S.Pd

"Ketahuilah, sesungguhnya seorang penuntut ilmu tidak akan memperoleh kesuksesan ilmu dan tidak pula bermanfaat ilmunya kecuali dengan mengagungkan ilmu dan ahli ilmu, mengagungkan gurunya dan menghormatinya". - Imam Az-Zarnuji

Ta'limul Muta'allim jika diterjemahkan artinya "mengajari penuntut ilmu tentang metodologi pembelajaran". Atau bisa kita simpulkan menjadi adab penuntut ilmu. Sebuah panduan dasar bagi para penuntut ilmu. 

Persoalan adab sangat penting karena ia menjadi pengantar sekaligus kunci meraih keberkahan ilmu. Banyak penuntut ilmu yang mengalami kegagalan dalam proses belajarnya. Mereka sungguh-sungguh menuntut ilmu, tapi ternyata ilmunya tidak bermanfaat dan tidak berbuah. Maknanya, ilmunya hanya sebatas pengetahuan tanpa pengamalan dan semangat penyebaran dakwah. 

Setidaknya ada tiga belas pasal tentang adab penuntut ilmu. Mulai dari penjelasan tentang definisi ilmu dan fikih beserta keutamaannya, lalu meluruskan niat ketika belajar, tentang cara memilih ilmu, guru, dan kesabaran dalam belajar, tentang mengagungkan ilmu dan ulama, hingga penjelasan tentang hal-hal yang mempermudah hafalan dan yang menyebabkan lupa. 

Seorang penuntut ilmu hendaknya bisa memetik pelajaran pada setiap waktunya hingga ia meraih keutamaan. Umur itu pendek, sedangkan ilmu itu sangat luas, maka jangan membuang-buang waktu dan kesempatan. Karena tidak setiap yang telah berlalu bisa didapatkan kembali. 

Seorang penuntut ilmu harus sanggup menanggung kesulitan hidup dan kerendahan selama menuntut ilmu. Sementara mencari muka itu tercela kecuali dalam menuntut ilmu. Maka seorang murid harus mencari muka di hadapan guru, teman-temannya dan juga orang-orang lain untuk mengambil manfaat ilmu dari mereka.|


Penulis  : Ulfah Hasanah, S.Pd. --> Guru SDIT Hidayatullah 
Foto      : Google 

Powered by Blogger.
close