Berbuat Adil Pada Anak




Oleh : Nur Muthmainnah 

Adil berasal dari kata Al-‘Adl artinya Maha Adil. Al-‘Adl bearasal dari kata ‘adala yang berarti lurus dan sama. Tak bisa dipungkiri, hanya Allah Subhanahu Wata’ala saja yang bisa berlaku adil. Sedang hati manusia cenderung berubah. Termasuk perlakukan orangtua kepada anak-anaknya. Hal ini sangat manusiawi.
Bahkan sekelas Nabi Ya’qub Alaihis salam sendiri lebih sayang dan cinta kepada putranya, Yusuf daripada saudara-saudaranya yang lain. Bedanya dengan manusia yang lain, perasaan sayang kepada Yusuf di antara anak-anak beliau yang lain itu hanya beliau simpan di dalam hati dan tidak ditunjukkan dalam perlakuan khusus di antara anak-anak beliau.
Al-Qur’an menceritakan perihal Yusuf ketika ia menceritakan sebuah mimpi kepada ayahnya, Ya’qub alaihissalam;
 Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku“. (Qs. Yusuf : 4)
Nabi Ya’qub sadar bahwa ini adalah pertanda sebuah keistimewaan yang bakal Allah anugerahkan kepada Yusuf, putra kesayangannya tersebut. Alih-alih segera memberi tahu ta’wil mimpi tersebut, Nabi Ya’qub malah lebih dahulu berpesan kepada Yusuf agar tidak menceritakan mimpi tersebut kepada saudara-saudaranya yang lain agar tidak timbul rasa dengki di hati mereka.
Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Yusuf : 5)
Nabi Ya’qub lebih mendahulukan yang lebih penting dari yang penting yaitu berpesan kepada Yusuf untuk tidak menceritakan mimpi tersebut kepada saudara-saudaranya yang lain agar tidak memunculkan kecemburuan dan kedengkian di hati mereka, baru kemudian beliau menafsirkan arti dari mimpi tersebut (Qs. Yusuf : 6)
Memang tidak mungkin seseorang memiliki rasa kasih sayang yang sama di dalam hati terhadap anak-anaknya. Tentunya ada salah satu anak yang lebih ia sayangi dari yang lainnya.
Namun hal itu tidak ada masalah dan tidak ada dosa baginya selama ia bisa berbuat adil dalam perlakuan dzahir terhadap anak-anaknya. Ia harus berlaku adil dalam memberikan sesuatu kepada anak-anaknya termasuk juga dalam memberi ciuman untuk anak-anaknya, menampakkan senyum dan wajah yang berseri-seri kepada mereka semua tanpa membedakan satu dari yang lainnya.
Adil itu tidak harus bermakna sama banyak. Anak yang sekolahnya sudah SMA tentu uang jajannya tidak sama dengan yang masih kelas 1 SD. Jika anak yang sudah SMA dan SD uang jajannya sama-sama Rp 10.000, per hari, tentu ini tidak adil. Pun dalam membelikan baju atau sepatu. Jika ukuran dan harganya sama, tentu tidak adil sebab ukuran baju atau sepatu tiap anak berbeda-beda. Urusan warna kegemaran pun bisa beda. Adil itu harus sesuai ukuran dan tempat.
Memang berbuat adil itu tidak mudah.  Apalagi menyamaratakan semua anak dalam kasih sayang hati adalah sesuatu yang sulit. Adapun dalam perkara pemberian, Islam menggariskan bahwa orang tua harus berbuat adil,  dan harus memberi bagian yang sama. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
 “Bersikaplah adil di antara anak-anak kalian dalam hibah, sebagaimana kalian menginginkan mereka berlaku adil kepada kalian dalam berbakti dan berlemah lembut. [HR. al-Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra no. 12.003]

Oleh : Nur Muthmainnah , Pemerhati Dunia Anak 
Foto : 

Powered by Blogger.
close