Manisnya Persahabatan Karena Allah
Oleh : Syaiful Anshor
Buku “Sahabat,
Ajak Aku ke Surga” terbit sekitar setengah tahun silam. Buku ini
diterbitkan oleh Quanta Emk, dan beredar di toko buku Gramedia. Salah satu
alasan menulis buku ini karena terinspirasi berbagai kenangan indah bersama
sahabat ketika nyantri di pesantren.
Banyak sahabat yang mewarnai kehidupan saya. Sudah lama tak bersua. Rasa rindu
semakin membuncah. Tak tertahankan. Sungguh betapa setiap waktu yang terlewat
dalam kebersamaan dulu selalu menitipkan kenangan dan rindu. Saat belajar
bersamadi kelas, saat tenggelam dalam sujud-sujud panjang, saat makan bersama
dengan lauk ala kadarnya, sertadi kala canda dan tawa.
Sungguh
sahabat adalah anugerah terindah. Dia lebih berharga dari emas permata. Sebab, sahabat
sejati akan selalu membersamai di kala suka dan duka. Menguatkan di kala lemah.
Menasihati di kala salah jalan. Menolong di kala dibutuhkan. Mengajak lebih
dekat kepada Allah, dan meniti jalan bersama menuju jannah-Nya.
Dia bahkan
mencintai sahabatnya, seperti dia mencintai dirinya sendiri; layaknya satu
tubuh, jika ada satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lain merasakan.
Bersimpati, dan membantu dengan bantuan terbaik. Saya sendiri yakin, sungguh
persahabatan kami dulu belumlah sesumpurna persahabatan dua kaum mulia:
Muhajirin dan Anshor.
Belum seperti persahabatan
Abdurrahman bin Auf dengan Sa’ad bin Rabi Al-Anshari. Di mana Sa’ad bin Rabi
dengan ikhlas dan tulus membagi hartanya kepada sahabatnya itu namun ditolak
dengan halus dan sebagai gantinya meminta ditunjuki jalan ke pasar.
Meski belum
sesempurna itu, ternyata menjalin persahabatan karena Allah—membenci,
mencintai, berjumpa, dan berpisah karena-Nya,—rasanya lebih manis daripada
madu. Rasa itu disebuthalawatal iman.Dan, satu buku ini adalah hadiah
dari ekspresi rasa manis dan indahnya persahabatan.
Syaiful Anshor, Penulis Buku,
“Sahabat, Ajak Aku ke Surga”
Post a Comment