Muslim United #2; Kebangkitan Muslim di Tanahnya sendiri

Oleh   : Abu Rizqi 

Energi Yang Tersalurkan
Even yang terselenggara dan diprakarsai anak-anak muda ini adalah sebuah energi yang terpendam lama dari sebuah sejarah panjang perjalanan Islam di Indonesia, negeri yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, negara yang seharusnya menjadi rumahnya sendiri

Dengan tajuk Lelah Berpisah Mari Berjamaah sebagai bentuk kerinduan muslim untuk bersatu bangkit bersama pada even #1 dan alhamdulillah berjalan sukses, tapi tidak demikian dengan even #2 Yang bertajuk Sedulur Saklawase ini

Mulai dari tempat, acara hingga pressing kepada tokoh-tokoh Islam begitu terasa pada even yg diselenggarakan 11-13 Oktober 2019 yang lalu.

Romantika dakwah
Rintangan pertama adalah tidak di berikannya ijin dari pihak otoritas yang dipegang oleh Sultan; raja muslim, penguasa dan pelindung serta penjamin nilai-nilai keislaman bagi rakyatnya, dengan alasan yang absurd ,"tidak mau adanya pengerahan massa serta menjaga wibawa Sultan"

Padahal acara dangdutan di perbolehkan sepekan sebelumnya di alun-alun utara, area yang juga menjadi titik spot ke 2 untuk MU setelah area masjid

Sedangkan untuk Kemuliaan, Islam adalah sumbernya, hingga Umar bin khottob ra pernah berkata "Sesungguhnya kami adalah kaum yang Allah muliakan dengan Islam, maka tidaklah kami mencari kemuliaan dengan yang selainnya".

Bahkan sampai manusia tak mengenalmu, kebenaran itu tetap memuliakan pemiliknya

Begitupun alasan absurd kita dengarkan dari rintangan lainnya. Penolakan UAS di UGM, dengan alasan "tidak sesuai jati diri UGM"

Padahal ditempat yang sama, mereka mengundang AFI, anak muda pegiat plagiat, padahal tidak mungkin civitas UGM sebagai kampus ternama berjatidiri plagiat

Penolakan kepada tokoh-tokoh islam lainnya yang seharusnya sebagai pembicara juga didapatkan dengan alasan yang tidak kalah absurd, hanya dengan karena adanya pro dan kontra

Tentara Islam
Alhamdulillah, dengan adanya upaya pembungkaman dakwah ini; yang mulai terbuka dan masif, semakin membuka wawasan dan hati masyarakat, tentang pentingnya syariat yang dipeluk secara kaffah

Ya, keindahan syariat Islam yang rahmatan lil alamin  sebagai penebar rahmat , pelindung akan dakwah dan jiwa muslim mulai banyak di elukan

Terbukti dengan kehadiran ormas yang mempersiapkan laskarnya; Laskar Mujahidin dari Majelis Mujahidin, FKKAU yaitu Forum Komunikasi Komunitas Alun-Alun utara, Brigade Masjid Jogokaryan dari Masjid Jogokaryan, Harokah Islamiyah, Front Jihad Islam, KOKAM dari Muhammadiyah, Laskar Sayyidina Ali, serta Pandu hidayatullah dari Hidayatullah sebagai bagian dari tim keamanan MU #2, menjadikan salah satu faktor kesuksesan acara ini

Hal ini juga menjadi bentuk kesiapan bersama  menghadapi upaya pihak-pihak yang menghadang dakwah dalam acara ini. Mereka harus berpikir ulang, dan tidak berani untuk melakukan kontak fisik dalam upaya ini

Tak terbayang jika tidak adanya pasukan laskar ini, seperti di uyghur dan rohingnya, bisa jadi Indonesia akan menjadi kashmir lainnya

Kemuliaan Islam
Muslim United adalah satu diantara tanda kebangkitan Islam, karena masih banyak acara serupa yang alhamdulillah menggeliat di negeri ini dan dihadiri banyak jamaah
Begitu juga kajian-kajian Islam yang semakin semarak dan dipadati masyarakat luas

Persatuan Islam adalah awal dari sebuah peradaban, dan peradaban akan menjadi sebuah sejarah perjuangan, dan abdullah Azzam pernah berkata:
Sejarah Islam hanya tertulis dalam dua warna tinta, Hitam dan Merah

Tinta Hitam telah ditorehkan oleh tinta para Ulama, dan Tinta Merah yang telah ditorehkan oleh darah para Syuhada.
Maka, dimanakah anda berada?

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi"
(Al-Anfaal:60)

Abu Rizqi
Powered by Blogger.
close