The Power of Do'a


Oleh : Indayana Ratnasari

Dulu, saya berpikir tak perlu banyak-banyak do'a. Allah kan Maha mendengar rintihan dan harapan yang ada dalam hati hamba-Nya. Allah tahu itu kokGak disebut juga gak apa-apa.

Kemudian...

Allah datangkan ujian yang menyadarkan bahwa doa adalah bentuk komunikasi antara seorang hamba dengan Rabb-Nya.

Analoginya, ketika kita sering komunikasi dengan orang lain bagaimana? Jawabannya tentu kita kan semakin dekat, semakin bergantung sama orang tersebut, dikit-dikit curhat, dikit-dikit minta tolongnya ke dia pokoknya kemana-mana seringnya sama dia.

Nah begitu kurang lebih gambaran kita dengan sesama manusia, apalagi dengan Allah. Sehingga semakin sering kita membiasakan diri untuk komunikasi atau berdo'a sama Allah, maka hubungan akan semakin dekat. Jika hubungan telah dekat, maka akan menimbulkan ketergantungan.

Begitu seharusnya seorang muslim, hanya bergantung kepada Rabbnya. Dapat sedikit masalah, langsung cerita, apapun dicurhatin ke Allah, menangis dan merengek ke Allah. Merasa butuh banget sama Allah, gak mau kalau Allah ninggalin dan gak mau jauh dari Allah.

Dalam Majmu' Al Fatawa, diceritakan bahwa sebagian sahabat bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat sehingga kami cukup bersuara lirih ketika berdo’a ataukah Rabb kami itu jauh sehingga kami menyerunya dengan suara keras?”

Kemudian Allah Ta’ala menurunkan ayat QS. Al-Baqarah:186 sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut. "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Begitulah janji Allah. Mengabulkan do'a orang-orang yang berdo'a. Masalah terkabulnya do'a atau tidak bukanlah urusan kita. Itu adalah hak Allah. Tapi sebagai hamba yang merasa butuh, maka sudah semestinya kita untuk senantiasa berdo'a.


Indayana Ratnasari, Mahasiswi S2 Universitas Negeri Yogyakarta
Powered by Blogger.
close