Virus Merah Jambu Anak SD
Oleh
: Yulias Fita Ari Antika, S.Pd.
VMJ
biasa begitu disingkat. Di zaman kuliah virus ini begitu luar biasa menyerang para
aktivis dakwah. Dan di zaman sekarang anak SD pun sudah banyak yang mulai
terserang juga.
Apakah
zaman dulu tidak ada? Tentu saja ada.
Hanya porsi dan 'keberanian'nya berbeda. Zaman dulu alat komunikasi paling
canggih dan cepat adalah surat. Menitipkan kepada teman untuk diberikan kepada
seseorang. Itu pun entah akan dibalas atau tidak. Tidak berani mengatakan
langsung atau menemui langsung. Bahkan malu ketika bertemu.
Namun
di era ini, benda kecil bernama Hp sudah begitu menjamur di mana-mana, bahkan
anak SD sudah banyak yang memiliki. Melalui benda ajaib ini mereka bisa
berkomunikasi dengan siapa saja yang mereka inginkan. Mencari tahu nomor yang
bersangkutan lantas menghubunginya. Pun aplikasi-aplikasi yang ada untuk sarana
komunikasi bukan lagi SMS. Jauh lebih maju, mulai dari whatsapp hingga
instagram.
Dengan
berbagai teknologi yang ada membuat interaksi seakan tanpa batas, bisa kapan
pun dan di mana pun. Dan ini dampaknya begitu luar biasa jika tak terkontrol.
Untuk
sekolah yang murid putra dan putrinya dipisah interaksi di kelas tidak akan
terjadi, interaksi di lingkungan sekolah pun sangat minim, namun untuk sekolah
yang tidak terpisah ini sangat berkebalikan. Meski begitu tidak menutup
kemungkinan sekolah yang muridnya dipisah tetap ada interaksi. Akan terjadi
interaksi yang intens untuk kelas yang tidak terpisah, terutama di sekolah
negeri dimana muridnya tidak hanya beragama Islam.
Mungkin
banyak yang berpikir karna mereka masih sekolah dasar lantas pergaulannya
dengan lawan jenis dibiarkan begitu saja. Bebas tak terbatas. Tidak terlalu
diperhatikan. Padahal mengenalkan batasan pergaulan sejak kecil ini sangat
penting. Menjadi penting karna jika tidak dikenalkan dari sekarang mereka tidak
tau, dan akan sulit ketika mereka sudah terbiasa berinteraksi dengan lawan
jenis atau ketika mereka sudah besar nanti.
Maka,
guru perlu menanamkan nilai-nilai agama di setiap hari mereka mengajar di
kelas. Baik sekolah Islam maupun negeri. Mengenalkan mereka tentang bagaimana
Islam mengatur pergaulan. Bisa dengan bercerita atau menyelipkan kalimat yang
penuh manfaat disela pelajaran.
Di
zaman sekarang ini sudah banyak murid perempuan SD yang mengalami menstruasi.
Berbeda dengan zaman dulu yang rata-rata menstruasi pertama saat SMP. Banyak
faktor yang memicu kenapa mereka begitu bisa cepat menstruasi, salah satunya
adalah makanan. Makanan cepat saji dan berbagai makanan dengan pengawet mampu
meningkatkan hormon yang memicu untuk cepat menstruasi.
Di
kelas yang tak terpisah para guru harus lebih ekstra hati-hati mengawasi murid
putra dan putrinya. Di sekolah Islam terutama guru tidak boleh acuh ketika
mengetahui terjadi 'sesuatu' antara murid putra dan putri. Mereka tidak harus
dihukum, tapi didekati dengan cara yang baik kemudian dinasehati atau diberikan
pemahaman tentang pergaulan dalam Islam. Karna memang ini fitrah bagi manusia.
Hanya bagaimana cara mengelolanya.
Sampaikan
kisah-kisah penuh hikmah atau kisah shahabat yang menginspirasi. Ajak mereka
untuk bercerita dan kalau perlu berdiskusi. Jangan langsung marah ketika mereka
bercerita yang ternyata di luar dugaan atau yang membuat geleng-geleng kepala.
Tetap dengarkan. Mencoba menjadi sahabat bagi mereka. Buat mereka nyaman dengan
kita. Agar ketika mereka ingin bercerita atau menyampaikan sesuatu mereka tak
ragu dan tak takut. Sehingga kita bisa masuk disitu. Menyentuh mereka dan
meluruskan mereka.
Yulias Fita Ari
Antika, S.Pd., Guru SDIT Hidayatullah Yogyakarta
Post a Comment