Ada ‘Kebaikan’ di Balik Dosa
Oleh : Syaiful Anshor
Sungguh perbuatan maksiat adalah dosa. Tetapi, bukan berarti orang-orang yang bermaksiat, termasuk koruptor, penenggak miras, dan sebagainya itu tidak punya peluang kebaikan. Mereka juga punya kebaikan dan surga yang sama. ‘Aidh Al-Qarni dalam buku fenomenalnya, La Tahzan menulis, banyak hal yang dianggap berbahaya tetapi justru mendatangkan manfaat. Setiap qadha’ pada dasarnya baik, termasuk kemaksiatan yang dilakukan. Dalam al-Musnad karya Imam Ahmad, disebutkan, “Allah tidak memberlakukan sebuah qadha’ kepada hamba-Nya kecuali itu menjadi kebaikan baginya.”
Ketika ditanyakan kepada Ibnu Taimiyyah, “Sampai pun kemaksiatan?” Ibnu Taimiyyah menjawab, “Ya, jika kemaksiatan itu dibarengi dengan taubat dan penyesalan, istighfar, dan kesadaran. Mari renungi ayat Al-Qur’an berikut ini. “Jika mereka menganiaya dirinya, mereka datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” QS. An-Nisa: 64.
Jangan putus asa atas bertumpuknya dosa yang telah diperbuat. Sebesar apa pun dosa itu. Meski sebesar dan setinggi gunung. Meski sedalam samudera. Meski setinggi langit pun. Janganlah pernah berputus asa. Tetaplah berharap kasih sayang dan ampunan Allah Swt. Selama tidak menyekutukan-Nya. Tuhan akan sangat berbahagia sekali menyambut hamba-Nya yang mau kembali kepada-Nya. Bahkan, kebahagiaan Tuhan lebih daripada seorang orangtua yang menemukan kembali anaknya yang telah lama hilang.
Bersedih boleh. Sesekali menangislah. Keluarkan air mata itu sambil menyesali dosa, nista, keburukan, dan kemaksiatan yang pernah diperbuat di masa lalu. Senista dan sebesar apa pun dosa itu. Temuilah Tuhan di sepertiga malam. Shalat tahajudlah dan memohon ampunan dan kasih sayang-Nya. Mintakan ampun atas selaksa dosa yang telah diperbuat. Bertaubatlah dengan sebaik-baik taubat. Taubatlah dengan taubatan nasuha. Sungguh pintu ampunan Tuhan amatlah luas. Namun, jangan pernah lakukan kembali dosa yang pernah dilalui.
Syaiful Anshor, Penulis Buku, Wartawan, dan Pendidik
Sungguh perbuatan maksiat adalah dosa. Tetapi, bukan berarti orang-orang yang bermaksiat, termasuk koruptor, penenggak miras, dan sebagainya itu tidak punya peluang kebaikan. Mereka juga punya kebaikan dan surga yang sama. ‘Aidh Al-Qarni dalam buku fenomenalnya, La Tahzan menulis, banyak hal yang dianggap berbahaya tetapi justru mendatangkan manfaat. Setiap qadha’ pada dasarnya baik, termasuk kemaksiatan yang dilakukan. Dalam al-Musnad karya Imam Ahmad, disebutkan, “Allah tidak memberlakukan sebuah qadha’ kepada hamba-Nya kecuali itu menjadi kebaikan baginya.”
Ketika ditanyakan kepada Ibnu Taimiyyah, “Sampai pun kemaksiatan?” Ibnu Taimiyyah menjawab, “Ya, jika kemaksiatan itu dibarengi dengan taubat dan penyesalan, istighfar, dan kesadaran. Mari renungi ayat Al-Qur’an berikut ini. “Jika mereka menganiaya dirinya, mereka datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” QS. An-Nisa: 64.
Jangan putus asa atas bertumpuknya dosa yang telah diperbuat. Sebesar apa pun dosa itu. Meski sebesar dan setinggi gunung. Meski sedalam samudera. Meski setinggi langit pun. Janganlah pernah berputus asa. Tetaplah berharap kasih sayang dan ampunan Allah Swt. Selama tidak menyekutukan-Nya. Tuhan akan sangat berbahagia sekali menyambut hamba-Nya yang mau kembali kepada-Nya. Bahkan, kebahagiaan Tuhan lebih daripada seorang orangtua yang menemukan kembali anaknya yang telah lama hilang.
Bersedih boleh. Sesekali menangislah. Keluarkan air mata itu sambil menyesali dosa, nista, keburukan, dan kemaksiatan yang pernah diperbuat di masa lalu. Senista dan sebesar apa pun dosa itu. Temuilah Tuhan di sepertiga malam. Shalat tahajudlah dan memohon ampunan dan kasih sayang-Nya. Mintakan ampun atas selaksa dosa yang telah diperbuat. Bertaubatlah dengan sebaik-baik taubat. Taubatlah dengan taubatan nasuha. Sungguh pintu ampunan Tuhan amatlah luas. Namun, jangan pernah lakukan kembali dosa yang pernah dilalui.
Syaiful Anshor, Penulis Buku, Wartawan, dan Pendidik
Post a Comment