Anak Shalih yang Ditinggalkan


Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Nah. Karena itu ingatlah dengan sepenuh keinginan kebaikan yang tetap ditautkan kepada seseorang sesudah mati, salah satunya adalah ÙˆَÙ„َدًا صَالِØ­ًا تَرَÙƒَÙ‡ُ (anak shalih yang ia tinggalkan). Ini berarti, kita perlu mengingat tentang apa saja yang mutlak kita bekalkan kepada anak. 

Pertama, tiap-tiap anak harus memiliki ‘ilmu yang berkedudukan fardhu ‘ain bagi setiap muslim. Tak peduli apa bakatnya, ilmu-ilmu fardhu ‘ain harus kita bekalkan kepada setiap anak yang di masa dewasanya kelak akan dihisab ‘amalnya. 

Sejauh anak itu normal kapasitas akalnya, maka ilmu-ilmu fardhu ‘ain harus mereka miliki. Tanpa ilmu, maka keimanan itu tidak dapat diwujudkan dengan lurus dan tidak dapat diamalkan dengan benar.

Kedua, kita bekali mereka dengan ‘ilmu dan keterampilan yang termasuk bagian dari fardhu kifayah seraya menyiapkan mereka untuk menyadari tanggung-jawabnya menolong agama Allah ‘Azza wa Jalla. 

Sesungguhnya setiap muslim tanpa kecuali, termasuk anak kita, memiliki tanggung-jawab menjaga agama ini. Ibarat pos penjagaan, setiap kita tanpa dapat kita wakilkan kepada siapa pun bertanggung-jawab untuk menjaga pos kita masing-masing sesuai dengan apa yang Allah ‘Azza wa Jalla amanahkan kepada kita. 

Apa pun pekerjaan dan keterampilan kita, maka di sana ada amanah untuk menjadikannya sebagai jalan menolong agama Allah ‘Azza wa Jalla melalui pintu itu.

Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku dan Motivator
Powered by Blogger.
close