10 Pribadi Seorang Muslim

Oleh : Indayana Ratna Sari

Ketika kita ditanya nikmat terbesar dan berharga apa yang Allah berikan kepada kita yang kita tidak ingin jika nikmat ini Allah cabut, bahkan (bisa dikatakan) dengan nikmat ini cukup walaupun tanpa nikmat yang lain. Apa? Ya, menjadi seorang MUSLIM. Seorang muslim ialah dia yang bersaksi bahwa Tidak Ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan ia juga bersaksi Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.

Alhamdulillah... Menjadi seorang muslim tentu mempunyai konsekuensi, yaitu taat terhadap syari'at Allah dan Rasulullah.
Maka Keberadaan Al-Qur'an dan As-Sunnah menjadi petunjuk dalam kehidupan untuk menjalankan syariat Allah dan Rasulullah.

Umat muslim mempunyai karakter khusus, menjadi pembeda antara ia dengan umat yang lain.

Ada 10 karakter khusus yang harus dimiliki oleh seorang muslim (oleh Imam Hassan AlBana).

Pertama : Salimul Aqidah (Aqidahnya Bersih).

Aqidah yang bersih dan kokoh adalah aqidah yang jauh dari kesyirikan dan hal-hal yang meyimpang dari ketentuan Allah. Aqidah yang bersih akan mengantarkan kepada kedekatan kepada Allah dan menyerahkan dan mengerjakan segala sesuatunya hanya karena dan untuk Allah.

"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semuanya karena Allah, Rabb semesta Alam". (QS. Al-An’am : 162).

Kedua : Shahihul Ibadah (Ibadahnya benar)

Ibadah yang benar adalah ibadah yang sesuai dengan yang Allah dan Rasulullah ajarkan.

Ketiga : Matinul Khuluq (Akhlaknya Kokoh)

Rasulullah merupakan suri tauladan yang baik dan diutusnya beliau adalah untuk menyempurnakan akhlak. Dalam Al-Qur'an dikatakan bahwa: " Dan sesungguhnya kamu wahai Muhammad benar-benar memiliki akhlak yang agung" (QS. Al-Qalam : 68).

Keempat : Qowiyyul Jismi (Jasmaninya Kuat)

"Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah" (HR. Muslim).

Kelima : Mutsaqqoful Fikri (Intelek dalam berpikir).

Seorang muslim haruslah cerdas. Memiliki wawasan keislaman yang luas.

Keenam : Mujahadatul Linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu).

Sabda Rasulullah "Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim).

Seorang muslim harus berusaha berjuang melawan hawa nafsunya.  Sehingga ia tidak melakukan segala sesuatu berdasarkan nafsunya.

Ketujuh : Haritsun 'ala Waqtihi (Pandai menjaga waktu)

Seorang muslim harus pandai menjaga dan mengatur waktu. Karena begitu berharganya waktu, Allah bersumpah dalam al-Qur'an tentang waktu. Seperti demi Masa, demi waktu Fajr, demi waktu Dhuha, demi waktu malam. Bagi seorang muslim, waktu ibarat pedang. Seperti pesan Al-Imam Asy-Syafi'i: "Waktu itu ibarat pedang, jika kamu tidak menebasnya, maka ia yang akan menebasmu. Jika jiwamu tidak kamu sibukkan dalam kebenaran, maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan".

Kedelapan : Munazhom fi Syu'unihi (Teratur dalam suatu urusan)

Seorang muslim harus pandai mengatur urusannya. Setelah selesai dari urusan yang lain, maka bersungguh-sungguhlah menyelesaikan urusan yang lain. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: " Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain" (QS. Al-Insyirah: 7)

Kesembilan : Qodirun 'Alal Kasbi (Mandiri)

Setiap orang diberi Allah kemampuan dan skill masing-masing. Sehingga dengan kemampuan itu, harusnya menjadikan ia mandiri dan tidak mudah bergantung pada orang lain. Sikap sosial dan saling membutuhkan itu naluriah dan pasti, karena seorang tidak akan mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Namun jangan menjadikan hidup terlalu bergantung kepada orang lain.

Kesepuluh : Nafi'un Lighairihi (Bermanfaat bagi orang lain)

Sabda Rasulullah: "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain" (HR. Ahmad)

Penulis : Indayana Ratna Sari, Mahasiswa S2 Universitas Negeri Yogyakarta
Foto : Indayana Ratna Sari, Masjid Kampus UGM
Powered by Blogger.
close