Anak Anda, Akan Sekolah Di Mana?
Oleh
: Cahyadi Takariawan
Setiap
menjelang tahun ajaran baru, selalu ada pertanyaan yang berulang dari para
orangtua murid. Mereka ingin memilihkan sekolah terbaik bagi anak-anak,
sehingga tidak sembarangan dalam menentukan pilihan. Di sisi lain, ada sangat
banyak sekolah dan lembaga pendidikan di sekitar kita. Ketika akan memasukkan
anak ke sebuah sekolah, pasti muncul pertanyaan dari orangtua, sepeti apakah
sekolah yang baik?
Apakah
yang gedungnya megah, apakah yang bayar biaya masuknya paling mahal, apakah
yang biaya bulanannya paling tinggi, apakah yang fasilitasnya paling mewah?
Pertanyaan ini bisa memiliki sangat banyak jawaban, tergantung dari sisi mana
kita melihatnya. Dalam kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan delapan
kriteria untuk memilih sekolah yang baik bagi anak.
1.
Memiliki visi dan misi profetik
Sekolah
yang baik adalah sekolah yang memiliki visi dan misi profetik. Istilah profetik
ini merujuk kepada hal yang bercoran transenden, bahwa mendidik anak tidak
semat-mata urusan materi pembelajaran. Namun ada hal yang sangat profan dan
mendasar, yaitu akan dibawa kemana anak-anak didik di sekolah itu? Akan
diarahkan untuk menjadi apa mereka nantinya? Ini adalah hal yang sangat
fundamental bagi sebuah lembaga pendidikan.
Di
Indonesia, ada banyak jenis sekolah, dari yang negeri, swasta umum, sampai yang
berbasis agama tertentu ---seperti sekolah Islam, sekolah Kristiani, dan lain
sebagainya. Masih ditambah lagi dengan pendidikan di Pondok Pesantren, dan
berbagai lembaga pendidikan alternatif. Nah, orangtua sudah harus merumuskan
tujuan utama, anak akan dididik seperti apa. Ini yang akan menentukan, sekolah
jenis apa yang akan dipilih. Visi dan misi sekolah harus dipahami dengan baik,
sebelum memutuskan anak belajar di sekolah tersebut.
2.
Kepemimpinan sekolah yang visioner dan profesional
Gaya
kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di sekolah. Ciri
sekolah yang baik adalah memiliki gaya kepemimpin visioner dan
profesional. Apabila para pimpinan sekolah mengembangkan kepemimpinan yang
visioner dan profesional, sekolah akan selalu meningkat kualitasnya dari waktu
ke waktu.
Istilah
pemimpin visioner (visionary leaders) sudah banyak dikemukakan oleh para pakar
leadership. Menurut Corinne McLaughlin (2001), pemimpin visioner adalah mereka
yang mampu membangun ‘fajar baru’ (a new dawn); bekerja dengan intuisi dan
imajinasi, penghayatan, dan boldness. Mereka menghadirkan tantangan sebagai
upaya memberikan yang terbaik untuk organisasi dan menjadikannya sebagai
sesuatu yang menggugah untuk mencapai tujuan organisasi.
Para
pemimpin visioner bekerja dengan kekuatan penuh dan tercerahkan dengan
tujuan-tujuan yang lebih tinggi. Pandangannya jauh ke depan, melewati
batas-batas pandangan masyarakat pada umumnya. Mereka adalah para social
innovator, agen perubah, memandang sesuatu dengan utuh (big picture) dan selalu
berfikir strategis. Dengan demikian sekolah akan maju dan berkembang, dengan
kualitas yang terus meningkat.
3.
Kebersamaan dan kekompakan tim
Visi
dan misi sekolah, tidak akan bisa terealisir apabila hanya dijalankan oleh
Kepala Sekolah sebagai pemimpin di sekolah. Visi dan misi hanya akan menjadi
pernyataan tertulis di atas kertas, bahkan di-akta notaris-kan, namun tidak
akan menjadi kenyataan tanpa dukungan dari semua pihak. Semua personal yang
terlibat dalam pengelolaan sekolah harus menjadi satu tim yang kompak, yang
berkegiatan seiring sejalan seirama.
Sekolah
yang baik memiliki kesatuan pandangan dan arah mengenai visi dan misi, serta
bekerja sama dalam merealisasikannya. Semua pihak di sekolah memahami dan
melaksanakan visi misi yang telah digariskan sekolah. Mereka bekerja dalam
sebuah tim yang kompak dan solid. Semua pihak, dari pimpinan paling atas, para
guru, karyawan, sampai para pegawai teknis, memiliki kebersamaan dan kekompakan
dalam menjalankan visi dan misi pendidikan di sekolah.
Bahkan
kekompakan sikap terhadap siswa. Sekolah yang baik memahami dan melaksanakan
hak serta kewajiban siswa. Sekolah tidak semena-mena memberlakukan aturan
secara satu arah terhadap siswa, dengan mengabaikan hak-hak siswa. Pihak
sekolah memberikan hak siswa dengan baik, disertai kontrol untuk pelaksanaan
kewajiban siswa selama berada di sekolah. Hal ini akan membuat siswa merasa
mendapatkan perhatian yang baik dari pihak sekolah, karena hak-hak sebagai
siswa telah mereka peroleh.
4.
Memiliki program rutin peningkatan kualitas guru
Jalan
terpenting untuk mempertinggi mutu sekolah-sekolah itu ialah mempertinggi mutu
pendidiknya, demikian ungkapan tersohor dari Mr. Muhammad Yamin, salah seorang
founding father Negara Indonesia. Sebagus apapun kurikulum, sebagus apapun
materi pengajaran, ujungnya ada di guru. Maka sekolah yang baik harus memiliki
program rutin untuk peningkatan kualitas para guru. Bukan hanya siswa yang
belajar, namun para guru juga harus belajar terus menerus.
Para
guru harus mendapatkan prioritas program untuk meningkatan wawasan, skill,
kapasitas dan kapabilitas sebagai seorang pendidik dan pengajar. Dengan
demikian mereka update dengan teori pendidikan dan pengajaran yang terus
berkembang, serta mampu meningkatkan kompetensi yang diperlukan untuk melakukan
proses pembelajaran bersama para siswa.
5.
Guru mempunyai perencanaan pembelajaran
Para
guru terorganisasi dengan baik, terstruktur dan mempunyai target pembelajaran
yang jelas. Ini merupakan ciri khas dari sekolah yang baik dan modern. Guru
tidak bekerja berdasarkan rutinitas dan intuisi semata-mata, namun bekerja
dengan profesional. Mereka selalu menyiapkan rencana pembelajaran untuk para
siswa dan mampu menerapkan rencana tersebut. Guru yang seperti ini adalah guru
yang visioner, profesional, sekaligus bertanggng jawab. Sekolah akan semakin
bagus kualitasnya jika memiliki guru seperti ini.
6.
Suasana pembelajaran menyenangkan
Sekolah
yang baik memiliki suasana belajar yang mendukung, serta lingkungan sekolah
yang menyenangkan. Ini tidak selalu terkait dengan geduh yang mewah dan
mentereng, fasilitas kelas yang lengkap dan mendukung, namun lebih kepada
terciptanya suasana menyenangkan dalam pembelajaran. Jika siswa merasa senang
berada di lingkungan sekolah, jika siswa merasa senang dengan suasana
pembelajaran yang diciptakan pihak sekolah, maka mereka akan bisa optimal dalam
mencerap materi pembelajaran.
Suasana
pembelajaran menyangkut banyak aspek, sejak dari pengaturan jadwal belajar,
cara guru mengajar, sarana dan prasarana sekolah maupun kelas, lingkungan hijau
di sekitar sekolah, kebersihan, kerapian, dan lain sebagainya. Adanya masjid,
musholla atau ruang yang disediakan untuk beribadah, juga sangat menunjang
suasana pembelajaran. Bahkan sampai kondisi toilet, sangat berpengaruh terhadap
kenyamanan belajar mengajar.
7.
Sistem monitoring dan evaluasi
Sekolah
yang baik memiliki sistem monitoring dan evaluasi (monev) secara rutin dan
menyeluruh untuk upaya perbaikan. Ada kontrol, evaluasi, juga supervisi yang
dilakukan oleh pihak sekolah terhadap seluruh proses yang berlangsung. Sekolah
bisa mengetahui bagian-bagian yang kurang berjalan dengan semestinya, dan bisa
melakukan proses perbaikan. Sekolah bisa mengetahui bagian yang sudah sesuai
harapan dan target, serta bisa menjaga mutu dan bahkan meningkatkannya. Ini
karena memiliki sistem monitoring yang baik.
8.
Kemitraan sekolah, rumah dan masyarakat
Sekolah
yang baik melibatkan orangtua dan masyarakat sekitar untuk sinergi pendidikan
program anak. Selalu ada komunikasi positif dan konstruktif antara pihak
sekolah dan pihak keluarga di rumah, untuk memberikan pendidikan terbaik bagi
siswa. Dengan kemitraan ini, akan membuat keterpaduan sistem, sehingga tidak
ada keterpecahan atau ambigu pada diri anak. Tanpa kerjasama yang baik, anak
bisa terpecah kepribadiannya, karena menjumpai banyak hal yang berbeda antara
nilai yang diterapkan di rumah dengan nilai yang diterapkan di sekolah.
Demikian
pula kemitraan antara sekolah dengan masyarakat sekitar. Suasana yang
diciptakan oleh lingkungan masyarakat, sangat berpengaruh atas keberhasilan
pendidikan untuk anak-anak. Jika lingkungan masyarakat mendukung, anak-anak
tidak akan memiliki referensi yang berbeda-beda, misalnya di sekolah dan di
rumah dilarang merokok dan mabuk, namun di kantin seberang sekolah disediakan
rokok dan minuman keras. Ini contoh lingkungan masyarakat yang tidak mendukung.
Demikianlah
beberapa ciri sekolah yang baik untuk anak-anak kita, sebelum memutuskan anak
akan dititipkan ke sebuah sekolah. Dan ingat, sekolah paling utama bagi anak
adalah di rumah. Guru paling utama bagi anak adalah ayah dan ibu.
Cahyadi Takariawan, Penulis Buku dan Motivator Keluarga
Sumber
: www.pakcah.id
Post a Comment