Anna Maria Jarvis dan Gereja Hari Ibu
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Namanya Ann Maria Reeves Jarvis atau lebih dikenal sebagai Ann Jarvis (30 September 1832 – 9 Mei 1905), adalah seorang pegiat sosial bersemangat yang mencurahkan waktu dan tenaganya untuk Andrews Methodists Episcopal Church. Putri pendeta bernama Josiah Washington Reeves ini juga menjadi pengajar Sekolah Minggu di gereja yang sama, terutama untuk kuliah-kuliah berkait dengan misi ideologis seorang ibu menurut Injil. Ia mengajar antara lain mata kuliah bertajuk _Great Mothers of the Bible_ (Ibu-ibu Luar Biasa di dalam Injil).
Begitu besarnya perhatian Ann Jarvis terhadap misi penting seorang ibu beserta segala hal yang terkait dengannya, sampai-sampai ia mendirikan _Mothers’ Day Work Clubs._ Suatu ketika di tahun 1876, Ann Jarvis menutup pelajaran di Sekolah Minggu dengan sebuah do’a. Ia menyatakan, _“I hope and pray that someone, sometime, will found a memorial mother’s day commemorating her for the matchless service she renders to humanity in every field of life. She is entitled to it._ (Saya berharap dan berdo'a bahwa kelak, ada seseorang, yang akan mendirikan monumen "Hari Ibu" dalam rangka mengingatkan jasa tiada tara para Ibu kepada umat manusia dalam seluruh aspek kehidupan. Mereka layak mendapatkan penghargaan)."
Pernyataan ini kelak dikaitkan dengan Anna Maria Jarvis (1 Mei 1864 – 24 November 1948), putrinya, ketika untuk pertama kalinya menyelenggarakan peringatan dan kebaktian gereja mengenang satu tahun meninggalnya Ann Jarvis. Peringatan itu sendiri dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 1906, tepat satu tahun setelah meninggalnya Ann Jarvis di tanggal yang sama pada tahun 1905. Tahun berikutnya, Anna Maria Jarvis menyelenggarakan kebaktian yang sama, tetapi diperluas bukan hanya sebagai penghormatan terhadap ibunya semata-mata. Kebaktian gereja ini juga dicanangkan sebagai Hari Ibu.
Tahun 1908, Andrews Methodist Episcopal Church mulai menyelenggarakan kebaktian resmi untuk pertama kali dan menetapkannya sebagai Hari Ibu yang merupakan kegiatan tahunan gereja. Peringatan Hari Ibu tersebut dilaksanakan setiap bulan Mei. Enam tahun kemudian, tepatnya 1914, Presiden Amerika Serikat Thomas Woodrow Wilson menetapkan _“The Second Sunday_ (Hari Minggu Kedua)” sebagai Hari Ibu sekaligus menjadikannya sebagai hari libur nasional. Kelak, Gereja Andrews Methodist Episcopal Church dikenal sebagai _Mother's Day Church_ (Gereja Hari Ibu).
Kegiatan yang berakar dari kebaktian gereja ini kemudian diikuti oleh banyak negara. Tanggalnya berbeda, bulan pun tak sama dasar penetapannya, tetapi rangkaian pokok peringatan pada awalnya sama. Salah satunya berbentuk hadiah bunga.
Bagaimana dengan di Indonesia? Dasar penetapan tanggalnya adalah pembukaan Kongres Perempuan Indonesia, yakni 22 Desember 1928. Kongres Perempuan Indonesia III yang berlangsung di Bandung, 22-27 Juli 1938 menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Kelak setelah Indonesia merdeka, Presiden Soekarno mendukung hasil keputusan Kongres Perempuan Indonesia III ini dengan menetapkan Hari ibu secara resmi sebagai Hari Nasional pada tahun 1959.
Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku dan Motivator
Namanya Ann Maria Reeves Jarvis atau lebih dikenal sebagai Ann Jarvis (30 September 1832 – 9 Mei 1905), adalah seorang pegiat sosial bersemangat yang mencurahkan waktu dan tenaganya untuk Andrews Methodists Episcopal Church. Putri pendeta bernama Josiah Washington Reeves ini juga menjadi pengajar Sekolah Minggu di gereja yang sama, terutama untuk kuliah-kuliah berkait dengan misi ideologis seorang ibu menurut Injil. Ia mengajar antara lain mata kuliah bertajuk _Great Mothers of the Bible_ (Ibu-ibu Luar Biasa di dalam Injil).
Begitu besarnya perhatian Ann Jarvis terhadap misi penting seorang ibu beserta segala hal yang terkait dengannya, sampai-sampai ia mendirikan _Mothers’ Day Work Clubs._ Suatu ketika di tahun 1876, Ann Jarvis menutup pelajaran di Sekolah Minggu dengan sebuah do’a. Ia menyatakan, _“I hope and pray that someone, sometime, will found a memorial mother’s day commemorating her for the matchless service she renders to humanity in every field of life. She is entitled to it._ (Saya berharap dan berdo'a bahwa kelak, ada seseorang, yang akan mendirikan monumen "Hari Ibu" dalam rangka mengingatkan jasa tiada tara para Ibu kepada umat manusia dalam seluruh aspek kehidupan. Mereka layak mendapatkan penghargaan)."
Pernyataan ini kelak dikaitkan dengan Anna Maria Jarvis (1 Mei 1864 – 24 November 1948), putrinya, ketika untuk pertama kalinya menyelenggarakan peringatan dan kebaktian gereja mengenang satu tahun meninggalnya Ann Jarvis. Peringatan itu sendiri dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 1906, tepat satu tahun setelah meninggalnya Ann Jarvis di tanggal yang sama pada tahun 1905. Tahun berikutnya, Anna Maria Jarvis menyelenggarakan kebaktian yang sama, tetapi diperluas bukan hanya sebagai penghormatan terhadap ibunya semata-mata. Kebaktian gereja ini juga dicanangkan sebagai Hari Ibu.
Tahun 1908, Andrews Methodist Episcopal Church mulai menyelenggarakan kebaktian resmi untuk pertama kali dan menetapkannya sebagai Hari Ibu yang merupakan kegiatan tahunan gereja. Peringatan Hari Ibu tersebut dilaksanakan setiap bulan Mei. Enam tahun kemudian, tepatnya 1914, Presiden Amerika Serikat Thomas Woodrow Wilson menetapkan _“The Second Sunday_ (Hari Minggu Kedua)” sebagai Hari Ibu sekaligus menjadikannya sebagai hari libur nasional. Kelak, Gereja Andrews Methodist Episcopal Church dikenal sebagai _Mother's Day Church_ (Gereja Hari Ibu).
Kegiatan yang berakar dari kebaktian gereja ini kemudian diikuti oleh banyak negara. Tanggalnya berbeda, bulan pun tak sama dasar penetapannya, tetapi rangkaian pokok peringatan pada awalnya sama. Salah satunya berbentuk hadiah bunga.
Bagaimana dengan di Indonesia? Dasar penetapan tanggalnya adalah pembukaan Kongres Perempuan Indonesia, yakni 22 Desember 1928. Kongres Perempuan Indonesia III yang berlangsung di Bandung, 22-27 Juli 1938 menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Kelak setelah Indonesia merdeka, Presiden Soekarno mendukung hasil keputusan Kongres Perempuan Indonesia III ini dengan menetapkan Hari ibu secara resmi sebagai Hari Nasional pada tahun 1959.
Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku dan Motivator
Post a Comment