Antara Syubhat dan Syahwat
Bicara syubhat, maka ia berkaitan erat dengan sesuatu yang samar, sesuatu yang dalam batas remang-remang. Maka sungguh syubhat ini alangkah baiknya dihindari agar yang remang-remang dan yang samar-samar ini tidak dilakukan.
Syubhat bisa timbul dari rendahnya sebuah pemahaman sehingga dari rendahnya pemahaman ini akan timbul pemahaman yang menyimpang, jika pemahaman sudah menyimpang maka amalan pun akan menyimpang. Inilah salah satu sumber syubhat.
Harus diperangi adalah pemahaman tentang Islam ini harus benar, pemahaman iman ini harus sesuai, dan tentu juga pemahaman akidah ini harus di atas pondasi yang sesuai. Jika pemahaman Islam, iman, dan pondasi akidahnya rusak maka 99% amalan pun akan menyimpang.
Banyaklah berguru kepada guru yang berakidah lurus, banyaklah mengaji kepada ustadz yang beriman Hanif, perbanyaklah mengasah diri kepada kyai yang berakhlak terpuji. Agar diri ini baik akidahnya, benar dan kokoh imannya, serta terpuji perangainya.
Nah, lalu bagaimana dengan nafsu syahwat? Syahwat ini banyak berkaitan dengan dunia, manusia sangat-sangat mencintai dunia atau hubbundunya ini bagian dari syahwat. Ia begitu takut kehilangan dunia, sehingga berlelah-lelah mengumpulkan kan rupiah demi rupiah bukan untuk tujuan akhirat. Hartanya dia tumpuk-tumpuk tetapi ibadahnya terbengkalai. Jika sudah didominasi oleh nafsu dunia ini, semakin banyak dunia yang didapat maka semakin kering hidupnya. Karena dunia itu ibarat minum air laut, semakin banyak diminum akan semakin haus.
Syahwat manusia harus bisa dikendalikan oleh diri sendiri, jika manusia bersyahwat kepada dunia, maka sungguh dunia ini hanyalah titipan semata. Ia akan diminta oleh Yang Maha Punya kapan saja. Jika manusia bersyahwat kepada lawan jenis, maka halalkanlah dia sehingga syahwatnya menjadi bagian dari ibadah.
Wallahu a'lam bi shawab
TMT
Post a Comment