Bukan Medsos Tempat Mengeluh

Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Tak adakah waktumu untuk berbincang dengan orang yang engkau sayang sehingga keluh-kesahmu engkau tuang dalam kalimat-kalimat yang terpampang di status WA, FB,  IG, dan semua ruang yang engkau punya? Tak adakah rasa setiamu kepada orang yang engkau sayangi sehingga menumpahkan kesalmu padanya, marah dan kecewamu pada papan pengumuman yang dapat terbang kemana-mana tanpa mampu engkau cegah lagi? Mengapa engkau tak mengambil masa untuk berbicara dengannya, mengungkapkan rasa sekaligus menyediakan telinga baginya?

Atau jika lidahmu teramat kelu untuk mengucapkannya kepada orang yang katanya engkau sayang, tidakkah engkau dapat menyampaikannya melalui tulisan sebagaimana engkau merangkai kata dalam sebaris status media sosial? Padahal keluh-kesah itu pun kadang engkau tuang berbaris-baris di media sosial, seakan engkau sedang mengumumkan ke segenap penduduk dunia tentang betapa banyak kekurangan orang yang engkau sayang, betapa banyak pula kemalangan sehingga seakan terik matahari hanya engkau saja yang mengalami.

Tak adakah nikmat Allah 'Azza wa Jalla yang terlimpah untukmu sehingga hari-harimu senantiasa engkau warnai dengan mengeluh terhadap teriknya siang dan dinginnya malam? Tidakkah engkau sadari apa yang sedang engkau kerjakan? Mengeluhkan segala takdir-Nya dengan keluhan berulang-ulang kepada seluruh manusia, meskipun engkau hanya menuangkan melalui ujung jarimu, adalah mengadukan Al-Khaliq (Sang Pencipta) kepada makhluq.

Sedemikian keringkah jiwamu dan gersang imanmu sehingga engkau tak mengeluhkan apa yang engkau rasa berat dalam munajatmu kepada Allahush-Shamad? Atau tak pernah lagi engkau berdo'a? Bukankah seharusnya kepada Allah semata segala keluh-kesah kita tumpahkan?

Benarlah, atas setiap tetes rezeki yang kita terima, tak ada yang lebih berharga melebihi rezeki yang barakah. Tanpa barakah, HP yang canggih justru dapat menjadi jalan berselisihnya hati. Yang dulu sering bercanda, berubah menjadi papan pengumuman keburukan keluarga dan hilangnya syukur kepada-Nya.

Renungan bakda Isya'. Semoga catatan sederhana ini dapat menjadi amal shalih, membiasakan diri menggunakan benda kecil ini untuk menjadi wasilah kebaikan yang besar, meskipun dengan hal-hal sederhana.

Teringat beberapa kasus, di antaranya membuat saya menghapus nama dari phonebook agar tak melihat aib yang disebar sendiri oleh pemilik aib maupun istri/suami.

Mohammad Fauzil Adhim, penulis buku dan pakar parenting
Foto liputan6.com
Powered by Blogger.
close