Hadiah untuk yang Berbakti Pada Orangtuanya
Assalaamu
‘alaikuma rohmatullahi a barokaatuh. Alhamdulillah, kita berjumpa lagi dalam
Kisah Fahma. Nah, pada kisah episode bulan ini, kita akan menyimak kisah
seseorang yang mendapat hadiah tak terduga karena berbakti pada orangtuanya.
Selamat menyimak.
Oleh : Nur Fitriyana
Dari
Ma’mar, dari Ibnu Thawus, dari bapaknya, dia berkata, “Di zaman dulu hiduplah
seorang dari Bani Israil dengan empat orang anaknya. Suatu ketika dia jatuh
sakit. Salah seorang dari mereka berkata kepada saudaranya, ”Kalian mau merawat
ayah, padahal kalian tidak akan mendapatkan warisan dari ayah? Saya saja yang
merawatnya. Biarlah saya tidak mendapatkan warisan.” Maka si anak tersebut
merawat ayahnya hingga meninggal, lalu menguburnya. Benar,dia tidak mendapatkan
warisan sedikitpun.
Suatu
ketika, dia bermimpi didatangi seorang miskin namun berlagak sombong. Orang
miskin tadi berkata, “Datanglah ke tempat anu, lalu galilah, niscaya kamu akan
menemukan seratus dinar uang. Setelah itu ambillah!”
Dalam
mimpinya si anak tadi bertanya, “Uang tersebut berbarakah tidak?”
Orang
tadi menjawab, “Tidak!”
Keesokkan
paginya si anak tadi mencritakan kejadian tersebut kepada istrinya. Istrinya
berkata, “Pergi ambil saja uang itu. Uang itu akan berbarakah kalau sebagian
kau belikan pakaian untukku dan sebagaimana kita gunakan untuk belanja hidup
kita.”
Dia
enggan mengambilnya,dan menjawab perkataan istrinya, “Saya tidak mau
mengambilnya sesuatu yang tidak berbarakah.”
Tatkala
malam tiba, dia tidur, dan bermimpi yang sama. Berkatalah si miskin tadi dalam
mimpi tersebut, “Datanglah ke tempat anu, dan ambillah sepuluh dinar!”
Dalam
mimpi si anak tadi bertanya, “Uang tersebut berbarakah atau tidak?”
Orang
tadi menjawab, “Tidak.”
Keesokan
paginya si anak tadi menceritakan kejadian tersebut pada istrinya. Istrinya
menyampaikan perkataan sebagaimana disampingkan pada mimpi yang pertama. Namun
si anak tadi pun tetap tidak mau mengambilnya.
Kemudian
pada malam ketiga diam bermimpi yang sama. Berkatalah si miskin tadi dalam
mimpinya tersebut, “Datanglah ke tempat anu, dan ambillah satu dinar.”
Dalam
mimpi si anak tadi bertanya, “ Uang tersebut berbarakah atau tidak?”
Orang
tadi menjawab, “Ya, berbarakah.”
Si
anak tadi berkata, “Kalau begitu, saya mau mengambilnya.”
Keesokan
paginya si anak pergi ke tempat yang ditunjukan dalam mimpi. Benar, dia
menemukan uang dinar itu di sana, lalu di ambil.
Sepulang
dari mengambil uang, dia bertemu dengan seorang pencari ikan yang membawa dua
ekor ikan. Si anak menawar, “Berapa harganya?”
Dia
menjawab, “Satu dinar.”
Akhirnya
si anak membeli dua ekor ikan tesebut dan membawanya pulang. Sampai di rumah
ikan tersebut dibersihkan oleh istrinya.
Tatkala
si istri membedah perut ikan yang pertama, dia menemukan sebutir intan di
dalamnya. Sebutir intan yang tidak ada taranya.
Demikian
pula dengan ikan yang satunya lagi. Di dalam perutnya ternyata juga terdapat
intan yang sama seperti pada ikan yang pertama.
Anak
tadi berkata, “Intan ini dicari-cari oleh para raja. Mereka akan mencari di mana
pun berada dan berani membayarnya berapapun harganya. Karena intan seperti ini
memang tak ada duanya di dunia ini.”
Kabar
ditemukannya intan tersebut sampai kepada raja. Raja berkata, “Tunjukkan intan
tersebut kepada saya! Saya akan membelinya.”
Si
anak tadi memenuhi permintaan raja. Dibawanya intan tersebut kepada raja.
Tatkala melihat intan tersebut, Allah menjadikan raja terkagum-kagum dengan
keindahannya. Raja berkata, “ Berapa harga intan ini?”
Si
anak menjawab, “Emas tidak boleh kurang dari tiga puluh angkutan kuda.”
Raja
menjawab, “Saya siap membelinya.”
Lalu
para pengawal raja menyediakan emas sebanyak tiga puluh angkutan kuda untuk
membayar intan milik anak tadi. Kemudian, raja memandangi intan yang baru saja
dibelinya. Dia sangat terkagum-kagum. Raja berkata kepada pengawalnya, “Intan
ini akan lebih indah bila anda sepasang. Mintakan pasangannya!”
Lalu
para pengawalnya mendatangi anak tadi untuk membeli intan yang satunya. Para
pengawal berkata kepada anak tadi, “Apakah kamu mempunyai intan pasangannya?
Kalau ada, intan pasangannya nanti akan kami beli sekalian dengan harga yang
berlipat-lipat.”
Anak
tadi menjawab, “Benarkah?” Mereka menjawab, “Benar.”
Intan
yang menjadi pasangannya itu dibawa dan ditunjukkan kepada raja. Tatkala
melihat intan pasangannya itu, raja tertarik sekali, lalu berkata, “Saya mau
membelinya.”
Lalu
para pengawalnya membeli intan tersebut dengan harga yang sama seperti intan
yang satunya.
Masya Allah, sungguh luar biasa kejutan Allah
yang diberikan pada anak yang berbakti pada orangtua. Allah balas dengan yang berlipat
ganda, atas bakti yang dilakukan selama ini. Tentu saja, bakti yang ikhlas dan
tidak mengharap apapun dari orangtua, kecuali ridhonya semata.||
Penulis : Nur
Fitriyana, Pemerhati Dunia Anak
Foto : Google
Post a Comment