Liburan Bernuansa Rekreatif & Edukatif (Bagian 3)
Oleh : Sholih Hasyim, S.Sos.
Sambungan :
>> Bagian 1
>> Bagian 1
>> Bagian 2
Bentuk Kegiatan Liburan
Di awal disebutkan bahwa liburan bisa menjadi momentum untuk
mengembalikan kehangatan keluarga bagi yang sudah berkeluarga atau juga
mempererat pertemanan, setelah disibukkan dengan aktivitas rutin. Merefress
otak, fisk juga ruhani. Dalam mengisi liburan, hendaknya ditentukan topiknya
atau targetnya. Misalnya liburan ini anak saya bisa lancar membaca Al-Qur’an,
maka anak saya, saya ikutkan pesantren kilat Tahsin Al-Qur’an. Liburan ini
target saya sendiri bisa hafal juz dua puluh sembilan.
Contoh lain terkait topik pengetahuan agama misalkan; orang tua
mengadakan lomba mendongeng kisah-kisah para nabi. Untuk masalah sosial, anak
bisa diajak untuk melakukan “cuci lemari pakaian”, memilih baju-baju yang sudah
tidak digunakan lagi. Setelah selesai, anak bisa diajak bersilaturahmi ke panti
asuhan dan memberikan baju-baju layak pakai yang telah dipilih. Untuk topik
emosional bisa dilakukan dengan cara lomba melukis dan menempel gambar wajah.
Anak diminta menggambarkan wajah dengan emosi baik dan emosi tidak baik. Anak
juga bisa diminta untuk membuat daftar perbuatan baik atau buruk yang
diketahuinya. Yang lebih menarik, anak juga bisa diajak untuk bermain peran.
Misalnya anak dibawa dalam sebuah situasi tertentu lalu anak diminta untuk
mengekspresikan perasaannya terhadap situasi tersebut.
Liburan juga bisa dipakai untuk mengajarkan anak mencintai binatang dan
melakukan kegiatan sosial. Kegiatan outbound juga bisa dilakukan di rumah,
tidak harus di tempat yang jauh dan membutuhkan biaya. Semua benda yang ada di
rumah bisa dimanfaatkan sebagai sarana outbound. Misalnya panci, sendok, kardus
bekas, tali jemuran, kursi makan, seprai, papan, dan sebagainya. Yang penting
alat-alat itu harus aman, tidak mudah pecah sehingga tidak berbahaya bagi anak.
Caranya, sebelum memulai bentuklah panitia kecil keluarga lalu rancanglah
permainan secara bersama-sama, dari cara bermain hingga peraturan. Buatlah juga
yel-yel untuk menyemangati setiap peserta.
Contoh lain dari bentuk kegiatan liburan atau sarana refressing yang
menyenangkan adalah menjalankan hoby olah raga, berenang, rihlah, berkemah,
kumpul bareng di malam hari di pantai atau taman dan lain-lain. Tentu akan
lebih bermakna jika acara itu didesain menyenangkan dan mendidik. Bahkan akan
lebih berkesan jika dibarengi dengan adanya pembagian door price atau hadiah.
“Saling berbagi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai.” HR. Imam
Bukhari.
Memilih Liburan yang Bernilai Lebih
Di atas telah disebutkan bentuk atau sarana refessing yang beragam jenisnya,
namun ada sarana yang bernilai lebih yang bisa mengcafer semua tujuan dari
berlibur; yaitu melaksanakn ibadah Umrah, atau ziarah ke Haram. Bahkan nilai
ruhani dan pahala dalam pelaksanaan kegiatan ini berlipat ganda.
Rasulullah saw. bersabda: ”Tidak dianjurkan untuk melakukan rihlah atau
kunjungan (dalam rangka ibadah) ke suatu tempat, kecuali ke tiga masjid (saja),
yaitu Masjidil Haram, Masjidku (Masjid Nabawi) dan Masjid Al-Aqsha” HR. Imam
Muslim.
Rasulullah saw. bersabda: “Mekah tempat beribadah yang digandakan semua
bentuk ibadah menjadi seratus ribu kali dari yang dilakukan di luar kota
Mekah.” HR. Imam Bukhari.
Rasulullah saw. bersabda: “Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) ini lebih
baik daripada seribu kali shalat di tempat lain kecuali masjidil Haram.” HR.
Bukhari dan Muslim
Rasulullah saw. bersabda: “Dari satu Umroh ke Umroh yang lain menjadi
penebus dosa antara waktu keduanya, selagi tidak berbuat dosa besar.” HR. Imam
Bukhari dan Muslim.
Persiapan Liburan
Agar liburan kita berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan,
menyenangkan dan bernilai lebih ada beberapa hal yang hendaknya kita persiapkan
jauh-jauh hari, di antaranya:
Pertama, Merencanakan budget untuk liburan. Kita bisa memasukkan
persiapan dana liburan sebagai salah satu tujuan keuangan kita. Persiapan ini
setidaknya kita lakukan jauh-jauh hari; enam bulan sampai satu tahun
sebelumnya.
Kedua, Buatlah tujuan berlibur dan susun acara yang menarik dan jelas.
Dan usahakan tujuan dan acara itu tercapai dengan baik.
Ketiga, Tentukan objek liburan, lama liburan, dan tempat kita sekeluarga
menginap selama liburan. Sebaiknya kita melibatkan anak-anak dalam menentukan
tujuan liburan kita, sehingga kita dapat mengetahui tempat dan liburan seperti
apa yang anak-anak kita inginkan.
Keempat, Selesaikan pekerjaan kantor kita sebelum kita dan keluarga
berlibur, agar selama liburan, pikiran kita tidak terganggu dengan urusan
pekerjaan kantor.
Kelima, Jaga kesehatan kita dan keluarga sebelum liburan tiba. Nah,
Selamat Berlibur! Allahu A’lam. Washallahu ‘ala Muhammad wa’ala aalih
washahbihi wasallam.
Ahammul Maraji' :
[1] Ushulud Dakwah, Dr. Abdul Muhaimin Abdus Salam Ath-Thahhan, Hal.
117.
[2] Sahih Muslim, No 785.
[3] Al-Jami’ Ash-Shagir, karya Imam As-Suyuthi.
[4] Sahih Muslim, No 2750.
[5] Syarah An-Nawai terhadap Sahih Muslim, 17.67.
[6] Faidhul Qadir, Syarh Al-Jami’ Ash-Shagir, Jil. 4, Hal. 40 dengan
diringkas.
[7] Sahih Bukhari, No. 39.
[8] Risyadhus Shalihin, Hal. 76.
[9] Sahih Bukhari, No 3529.
[10] Jami’ut Tirmidzi, No. 1990.
[11] Wisconsin Medical Journal.
Sholih Hasyim, S.Sos., Penulis Buku dan Dewan Syuro DPP
Hidayatullah
Foto : IG @atinprihatiningsih15
Foto : IG @atinprihatiningsih15
Post a Comment