Perkembangan Kemampuan Motorik Halus
Oleh : Zakya Nur Azizah
Kemampuan motorik halus adalah
kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil
dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan
dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti,
bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai
bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.
Kecerdasan motorik halus anak
berbeda-beda. Dalam hal kekuatan maupun ketepatannya. perbedaan ini juga
dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan
(orang tua) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus
anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak,
terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.
Setiap anak mampu mencapai
tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat.
Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan
mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak,
semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak
akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan,
persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha
dilakukan si kecil.
Pada anak usia tiga tahun,
fase perkembangan motorik halusnya terlihat pada kegemaran menggambar mengikuti
bentuk, menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran, membuka menutup
kotak dan menggunting kertas mengikuti pola garis lurus.Sedangkan pada anak
usia empat tahun, lebih suka menggambar sesuatu yang diketahui, bukan yang
dilihat. Selain itu mereka mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan
tangannya, menggunting zig zag, melengkung, membentuk dengan lilin serta menyelesaikan pasel 4 keping. Di usia lima tahun, anak mulai terampil
melipat, menggunting sesuai pola, menyusun mainan konstruksi bangunan, mewarnai
lebih rapi tidak keluar garis dan meniru tulisan.
Ada beberapa permainan yang dapat Anda jadikan ide untuk
melatih motorik halus si kecil kesayangan Anda. Pertama, bermain pasel. Ajari
anak merangkai atau menyusun kembali potongan-potongan puzzle yang telah diacak
menjadi gambar utuh seperti sebelumnya. Untuk permulaan, berikan gambar pasel
dengan jumlah potongan yang tidak terlalu banyak atau tingkat kesulitan pasel disesuaikan dengan usia anak. Permainan ini
melatih ketelitian, kecermatan dan konsentrasi anak dalam menempatkan setiap
potongan puzzle pada tempatnya.
Kedua, menyusun lego atau
balok kayu. Permainan menyusun lego atau balok kayu dapat melatih kreativitas,
konsentrasi dan kecerdasan anak. Melalui permainan ini, anak tidak hanya
mengandalkan kemampuan tangannya untuk menyusun atau merangkai lego atau balok
kayu sesuai keinginan anak tetapi juga mengandalkan kemampuan berpikir untuk
berimajinasi membebaskan ekspresinya.
Ketiga, bermain lempar tangkap
bola. Cara bermainnya sangat mudah. Anda dan si kecil saling berhadapan namun
beri sedikit jarak. Anda dalam kondisi duduk sedangkan anak berdiri untuk
mengimbangi bola yang nanti akan dilempar. Gunakan bola yang aman bagi anak.
Kemudian lempar bola pada anak dan minta anak untuk menangkapnya, dan
melemparkan kembali bola pada Anda. Kegiatan melempar dan menangkap bola dapat
melatih kecepatan tangan anak, membuat anak lebih aktif dan melatih konsentrasi
anak.
Keempat, melipat kertas atau
origami. Seni melipat kertas atau origami juga membantu kreativitas anak dan
menstimulasi motorik halusnya. Biasanya kegiatan ini diajarkan pada anak di
atas 5 tahun karena usia seperti itu, anak sudah dapat mengerti satu bentuk
yang diajarkan. Namun, untuk permulaan Anda dapat memperkenalkan kegiatan ini
pada anak usia 3 tahun.
Kelima, bermain kelereng. Kegiatan
dalam permainan ini seperti melempar dan menyentil kelereng dapat melatih
keterampilan motorik halus anak. Selain itu dapat melatih kemampuan visual dan
konsentrasi anak. Sebaiknya usia anak di atas 5 tahun bila ingin bermain
permainan ini karena biji kelereng sangat berbahaya bagi anak balita.
Keenam,
bermain pasir. Bermain pasir juga melatih perkembangan motorik halus anak. Saat
anak bermain pasir, ia akan membentuk pasir menggunakan wadah atau cetakan
pasir yang ada kemudian menuangnya membentuk benda yang diinginkan. Jangan
takut kotor. Pastikan saja pasirnya tidak ada kotoran atau benda berbahaya
lainnya.||
Penulis : Zakya Nur Azizah, Pemerhati dunia anak
Foto : Google
Foto : Google
Post a Comment