Rezeki Halal untuk Keluarga
Oleh : Dwi Lestari W
Salah satu bentuk
pendidikan orangtua kepada anak adalah dengan memberikan asupan yang halal
kepada sang anak. Karena itulah sumber kebaikannya sementara makanan yang haram
adalah faktor yang menyebabkan buruknya pribadi sang anak. Halal di sini bukan
hanya pada kandungan yang ada di dalam makanan tersebut, melainkan juga
bagaimana cara memperolehnya. Sesuatu yang halal, namun jika diperoleh dengan
cara yang haram, pastinya juga tidak bisa disebut halal. Misalnya rezeki halal,
namun diperoleh dengan cara menipu, berdusta, mencuri, atau dengan cara riba.
Apakah yan demikian bisa disebut rezeki yang halal? Salah satu musibah terbesar
dalam kehidupan keluarga muslim adalah ketika penghasilan suami sebagai kepala
kepala keluarga bersumber dari sesuatu yang haram.
Ada sebuah kisah menarik
ketika Abu Bakar disuguhi kurma oleh seorang budak. Abu Bakar pun memakan kurma
tersebut. Usai makan, Abu Bakar yang sangat berhati-hati pun menanyakan
bagaimana sang budak memperoleh makanan tersebut. Sang budak pun menjawab,
“Dulu saya pernah berpura-pura menjadi dukun semasa jahiliyah. Kemudian saya
meramal seseorang. Sebetulnya saya tidak bisa meramal, namun orang tersebut
saya tipu. Barusaja saya bertemu dengannya dan dia memberikan makanan yang baru
saja Anda santap,” Seketika itu juga, Abu Bakar pun langsung memasukkan jarinya
dan memuntahkan isi perutnya.
Abu Bakar mengatakan,
“Andaikan makanan itu tidak bisa keluar kecuali ruhku harus keluar, aku akan
tetap mengeluarkannya. Ya Allah, aku berlepas diri dari setiap yang masuk ke
urat dan yang berada di lambung,”
Banyak orang yang secara
ekonomi telrihat mampu, segala kebutuhan tercukupi, namun hidupnya tidak
tenang, penuh kegelisahan. Boleh jadi salah satu sebabnya adalah tidak adanya
keberkahan di dalam rezeki yang diperoleh. Setidaknya hal inilah yang dianalisa
oleh Saptuari Sugiharto ketika mendengar keluhan berbagai orang yang merasa
hidupnya hampa, hancur, dan kosong. Padahal hampir semua kebutuhan tercukupi.
Ada yang kaya raya, namun anak-anaknya nakal, menjadi pelaku kriminal, dan
sederet kisah pilu lainnya. Berbagai kisah tersebut dirangkum oleh Saptuari
dalam bukunya yang berjudul Mencari Jalan Pulang.
Ada
berbagai kisah inspiratif yang menarik dan menggetarkan, terutama bagi kita
para orangtua untuk menekankan pentingnya memberi rezeki halal bagi keluarga.
Jangan tergoda melirik kepada praktek-praktek yang diharamkan walaupun
menghasilkan sesuatu yang menggiurkan. Baik itu korupsi, penipuan,
praktek ribawi, dan lainnya yang diharamkan oleh agama Islam yang mulia ini.
Perlu kita sadari segala sesuatu yang haram akan berpengaruh kepada diri anak.
Karena sesuatu yang jelek akan berdampak yang jelek pula, bisa jadi sang anak
nanti akan menjadi anak nakal yang tidak berbakti kepada orangtua yang justru
inilah yang akan merugikan orangtua.||
Penulis : Dwi Lestari W, Staf BPH LPIT Insan Mulia Yogyakarta
Foto : Google
Post a Comment