Titik Terendah




oleh : Rostika Hardianti

Jika "titik terendah" mengajarkan seorang anak bertumbuh dari rasa sakitnya, maka doakan semoga Allah menguatkan hatinya, menguatkan bahunya memikul beban, dan langkahnya dimantapkan. Sebab, tidak ada kebahagiaan yang sempurna melainkan iman menjadi inti dari setiap senyum dan tawa.

Titik terendah-- seharusnya bukanlah hal yang menjadi celah dan keluh karena kita masih diberikan peluang melakukan ikhtiar terbaik sampai batas maksimal yang kita bisa.

Katamu, Ayah-- hidup ini memang sulit, sempit, tapi jalan keluar masih terbuka lebar. Pilihan-pilihan masih terbentang luas dan penuh warna. dan akhirnya, proses menjadi tangguh membuatku paham. Bahwa maksudmu terkadang kita sendiri yang mempersempit diri untuk bergerak maju. Menautkan simpul hingga kita sulit melaju. Itulah yang membuat kaki seolah terbatas melangkah, padahal kita sendiri yang memberi batas jarak sampai dimana kita bergerak.

Keep Going on, Shalihah!
Bersama membina diri menuju taat.

Dikutip dari tulisan Welcome Muslimah, Penulis : Rostika Hardianti,  Mahasiswi Psikologi UII
Foto : Rostika
Powered by Blogger.
close