Cara Berterimakasih Paling Sederhana



اَفَلَا يَنۡظُرُوۡنَ اِلَى الۡاِ بِلِ كَيۡفَ خُلِقَتۡ
“Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan?”

وَاِلَى السَّمَآءِ كَيۡفَ رُفِعَتۡ
“Dan langit, bagaimana ditinggikan?”

وَاِلَى الۡجِبَالِ كَيۡفَ نُصِبَتۡ
“Dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan?”

وَاِلَى الۡاَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ
“Dan bumi bagaimana dihamparkan?”

فَذَكِّرۡ اِنَّمَاۤ اَنۡتَ مُذَكِّرٌ
“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.”

(Al Ghasyiyyah:17-21)

Dari ayat tersebut, pantaslah manusia takjub dengan tanda-tanda kebesaran Allah. Bagaimana tidak, gunung sebesar itu menjadi kawan kita sehari-hari, padahal bisa saja dia meletus kapan saja, sejak statusnya waspada, dia menjadi "momok" bagi penghuni Kota Yogyakarta dan sekitarnya.

Namun, pagi itu aku melihat dia (Gunung Merapi) begitu gagah dan anggun dengan segala tipu daya yang ada. Warnanya yang tampak indah bisa dilihat dari kejauhan, bersih seperti gambar yang tidak akan mungkin bisa bergejolak.

Kegagahan itu bukan untuk dinikmati saja keindahannya, tapi juga agar manusia ber iqro' (membaca) kepada alam, bahwa Allah Taala telah menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia. Menjadikannya begitu bersahabat dengan warga Yogyakarta meski beberapa kali mengakibatkan keresahan yang tiada tara.

Allah, bersyukurnya aku hari ini dan seterusnya, semoga Engkau memberikan kenikmatan Islam ini terus menghujam dalam diri. Agar senantiasa mampu per iqro' dan memahami apa yang ada di alam tanpa menyiakan yang ada. Tanpa menganggap remeh nikmat walau hanya sekecil biji Zarrah. Nikmat nafas yang gratis pun tak mampu kita bayar dengan apapun. Maka, memperbaiki segala yang ada, adalah ikhtiarku untuk berterimakasih kepada-Mu.

Allah... Thank U so much for my life. I'm so blessed everytime.

Prihatiningsih, Redaktur www.majalahfahma.com
Powered by Blogger.
close