Jangan Jadi Orangtua Merugi
Oleh : Abu Al Fatih
Kita tentunya masih ingat dengan
sebuah tausiyah da’i sejuta umat, almarhum KH Zainudin MZ tentang kisah
orangtua yang akan dimasukkan ke dalam surga oleh Allah namun akhirnya batal.
Padahal orangtua tersebut adalah ahli ibadah. Ketika mereka hendak melangkahkan
kakinya masuk ke dalam surga namun mereka gagal dan dijebloskan ke neraka
oleh anaknya sendiri? Mengapa hal ini bisa terjadi?
Si anak protes pada malaikat,
“Mereka memang baik dan taat beribadah. Tapi mereka tak pernah mengajari saya
agama. Mereka tak pernah mengajari saya berbuat baik. Saya masuk neraka
gara-gara mereka. Karena itu, saya minta keadilan. Tolong agar mereka
dimasukkan ke neraka juga.”
Akhirnya sepasang
suami istri ini tak jadi masuk surga. Mereka pun dijebloskan ke dalam neraka.
Betapa tidak mudah tugas kita sebagai orangtua dalam mendidik anak-anak.
Kita mungkin terlalu asyik meningkatkan kualitas iman dan ibadah untuk diri
kita sendiri namun lupa bahwa kita juga punya tanggung jawab untuk menjaga
keluarga kita dari api neraka.
Di dalam
Al-Quran, Allah Ta’ala telah
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka,” (QS. At-Tahriim: 66).
Mengenai tafsir
dari ayat di atas, Qatadah berkata, “Perintahkan mereka untuk taat kepada Allah
dan laranglah mereka dari perbuatan maksiat kepada-Nya. Bantulah mereka untuk
mengerjakan perintah Allah. Apabila kamu melihat mereka melakukan kemaksiatan,
maka tegurlah!” Ibnu Jarir juga berkata, “Kita wajib untuk mengajarkan
anak-anak kita tentang agama Islam, kebaikan dan adab!” Sedangkan Ibnu Umar
berkata, “Didiklah anakmu, karena kelak kamu akan ditanya tentang pendidikan
dan pengajaran seperti apa yang telah kamu berikan kepada anakmu. Anakmu juga
akan ditanya tentang bagaimana dia berbakti dan berlaku taat kepadamu.”
Dari tafsir
yang sudah dijelaskan oleh para mufassir di atas, jelaslah bahwa Allah Ta’ala memberikan perintah tegas kepada
para muslim untuk senantiasa menjaga keluarganya dari siksaan api neraka.
Caranya adalah dengan memperhatikan pendidikan agamanya serta memantau setiap
perbuatan yang dilakukannya. Hal tersebut merupakan sebuah kewajiban yang
apabila tidak dipatuhi maka konsekuensinya akan diterima di akhirat kelak.
Hal senada juga
dapat difahami dari hadis shahih yang berbunyi, “Seorang laki-laki adalah
pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa
yang dipimpinnya,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadis di
atas mengisyaratkan bahwa apabila ada orangtua yang mendidik anaknya dengan
tidak baik, maka ia akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan yang
dilakukannya di dunia tersebut saat hari kiamat kelak.
Semoga
kita tidak menjadi orangtua yang merugi. Jangan sampai kelak di akhirat,
anak-anak kita bukannya menjadi syafaat, namun malah menjadi musuh yang
memberatkan kita. Inilah hari di mana tidak ada satu hambapun yang dapat
menyembunyikan dosa-dosanya walaupun sekecil debu dan tersembunyi di dalam batu
sekalipun semua itu akan mendapat balasan yang sesuai. Inilah hari di mana
setiap manusia tidak mengenali sesamanya walaupun mereka saling berkasih dulu
didunia dan para pengacara tidak dapat membela diri mereka sendiri sekalipun
apalagi orang lain. Lalu apa yang sudah kita persiapkan untuk bekal anak-anak
kita ketika mereka pulang ke kampung akhirat nanti?
Semoga kelak kita dan anak-anak
kita bisa saling mengangkat derajat di hadapan Allah Ta’ala. Para orangtua bisa mengangkat
derajat anaknya di akhirat kelak, bahkan ini berlaku bagi cucu dan keturunannya
ke bawah. Jika derajat anak-cucunya berada di bawahnya, maka bisa diangkat
setara dengan derajat orang tuanya.
Dari Sa’id bin Jubair dari
Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma, beliau berkata, “Allah mengangkat derajat anak cucu
seorang mukmin setara dengannya, meskipun amal perbuatan anak cucunya di
bawahnya, agar kedua orangtuanya tenang dan bahagia. Kemudian beliau membaca
firman Allah yang artinya, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu
mereka mengikuti mereka dalam keimanan” ( AthThuur : 21) kemudian
beliau berkata: dan kami tidak mengurangi dari bapak-bapak mereka apa yang kami
berikan kepada anak mereka”||
Penulis : Abu Al Fatih, Pemerhati Anak
Foto : Google
Post a Comment