Membangun Komunikasi Cerdas dan Efektif
Oleh : Warsito, S.Pd.Si.
“Kenapa ya, anak saya tidak pernah mendengarkan apa yang saya
katakan?”
“Susah sekali untuk menasehatinya!”
“Anak saya lebih mendengarkan apa kata gurunya!”
Itulah yang sering kita dengar ketika ada perbincangan kalangan
orangtua ketika menunggu saat penjemputan anak di sekolah. Tidak sedikit orangtua
atau guru kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak. Oleh karena itu perlu
adanya langkah untuk membangun komunikasi cerdas dan efektif sehingga apa yang
kita inginkan tercapai.
Dalam membangun komunikasi cerdas dan efektif, kita perlu
memperhatikan lima hukum komunikasi yang disingkat dengan istilah REACH yang berarti
merengkuh atau meraih.
Pertama, Respect.
Artinya menghargai. Ya, dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah
sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap
penting. Bahkan, jika kita mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan
penuh respek terhadap harga diri seseorang. Seorang ahli psikologi yang sangat
terkenal William James mengatakan bahwa prinsip paling dalam pada sifat dasar
manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.
Kedua, Empathy.
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam
memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti
terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dalam
memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun
keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerja sama atau
sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untk dapat
menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan
penerima pesan (receiver) menerimanya.
Ketiga, Audible.
Makna dari audible antara lain dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu
menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita
sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Dalam komunikasi personal, hal
ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima
oleh penerima pesan.
Keempat, Clarity.
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hokum keempat yang
terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
Sehingga pesan yang kita berikan bisa diterima dengan baik dan tepat. Kesahan
penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan
menimbulkan dampak yang tidak sederhana.
Kelima, Humble.
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati.
Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun
rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita
miliki. Sikap rendah hati pada intinya antara lain : sikap yang penuh melayani,
sikap menghargai, mau mendengar atau menerima kritik, tidak sombong dan
memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah
lembut, penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih
besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada
lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, kita dapat menjadi seorang
komunikator yang handal dan pada gilirannya pesan yang kita sampaikan bisa
diterima dengan baik. Semoga manfaat.||
Penulis : Warsito, S.Pd.Si., Pendidik SDIT Salsabila 3 Banguntapan
Foto : Google
Post a Comment