Kendatipun Pandemi Corona, Sambut Ramadhan dengan Bahagia
Oleh : Subliyanto
"Dirumah
Aja", itulah himbauan pemerintah guna mencegah dan memutus rantai
persebaran Covid-19 yang terjadi hingga saat ini. Bahkan di beberapa wilayah
telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu sah-sah saja
sebagai bagian dari ikhtiyar antipatif guna memutus rantai penyebaran covid-19.
Tentu
dalam kondisi dan situasi yang demikian, sebagai muslim jangan putus asa,
karena di hadapan kita sudah mulai tampak aroma kebahagiaan yang juga penuh
dengan keberkahan dan ampunan, yaitu bulan suci Ramadhan, dimana diwajibkan
bagi setiap muslim untuk melaksanakan ibadah puasa serta memperbanyak
amalan-amalan sunnah yang dianjurkan di dalamnya .
Walaupun
sementara pergerakan manusia dibatasi, dalam arti tidak seperti bulan Ramadhan
sebelum-sebelumnya, sebagaimana tertera dalam Surat Edaran Menteri Agama RI
tertanggal 06 April 2020, tentang panduan ibadah Ramadhan dan idul fitri 1441 H
ditengah pandemi wabah Covid-19, namun dengan datangnya bulan suci Ramadhan
mudah-mudahan merupakan bagian dari "automatic solution" putusnya
rantai persebaran Covid-19 yang sedang melanda negeri ini. Untuk itu ikhtiyar
batin perlu ditingkatkan dan dimaksimalkan mulai saat ini.
Bahagia
dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan merupakan ibadah, yang dalam hal
ini sekaligus menjadi barometer keimanan kita sebagai seorang muslim. Ia datang
dengan membawa berkah untuk setiap insan yang beriman, maghfirah bagi jiwa yang
diselimuti dosa, dan sebuah malam yang dinanti kehadirannya oleh para ahli
ibadah. Ia sangat dirindukan kedatangannya dan disayangkan kepergiannya.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Khuzaimah dari Salman RA, berkata, Rasulullah SAW pada hari terakhir
di bulan sya'ban berkhutbah di hadapan kami, maka beliau bersabda :
"Wahai
manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah
rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya
adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang
paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah
bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan
ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan
doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan
hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca
Kitab-Nya.
Celakalah
orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah
dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara
dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali
persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu
memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.
Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.
Bertaubatlah
kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada
waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa
Jalla memandang hamba-hamba- Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika
mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan
mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai
manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah
dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)mu, maka
ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah!
Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan
mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka
dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.
Wahai
manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang
berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan
seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu.
(Sahabat-sahabat
lain bertanya: "Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat
demikian.")
Rasulullah
meneruskan :"Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji
kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air."
Wahai
manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil
melewati sirothol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang
meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau
pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat.
Barangsiapa
menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia
berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah
akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan
tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia
dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barang
siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya
pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan
ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka.
Barangsiapa
melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di
bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan
memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di
bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam
Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai
manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada
Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup,
maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu.
Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.
(Amirul
mukminin k.w. berkata: "Aku berdiri dan berkata: "Ya Rasulullah! Apa
amal yang paling utama di bulan ini?")
Jawab
Nabi: "Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga
diri dari apa yang diharamkan Allah."
Wahai
manusia! Sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi
penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik
dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan
qiyam di malam harinya suatu tathawwu'."
"Barangsiapa
mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya,
samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.
Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga.
Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan (syahrul muwasah) dan bulan Allah
memberikan rezeki kepada mukmin di dalamnya."
"Barangsiapa
memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu
merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang
yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa
sedikitpun berkurang."
(Para
sahabat berkata, "Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan
berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa.) Maka bersabdalah Rasulullah saw,
"Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau
seteguk air, atau sehirup susu."
"Dialah
bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan
dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini
para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari
neraka."
"Oleh
karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk
mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat
menghajatinya."
"Dua
perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya
ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka."
"Barangsiapa
memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum
kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus
lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga." (HR. Ibnu Huzaimah)
Untuk
itu kendatipun sedang pandemi corona kita sambut kedatangan bulan suci Ramadhan
dengan bahagia. Semoga pandemi corona segera sirna, dan semua aktivitas kembali
normal seperti biasanya, sehingga pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan
yang sudah di depan mata dapat kita laksanakan dengan penuh sempurna, dengan
harapan mudah-mudahan kita layak mendapatkan gelar "muttaqin" di
sisi-Nya. Amin
Subliyanto, pemerhati sosial dan pendidikan asal
Kadur Pamekasan
Sumber :
www.limadetik.com
Post a Comment