Komunikasi dengan Sopan Santun dalam Membentuk Keluarga Harmonis
“Pernikahan
kita bukanlah pernikahan cinderella yang langsung berlabel and the live happily
ever after begitu saja. Pernikahan kita diperjuangkan bersama, mesti dengan
rasa lelah dan air mata “
-Fufu-
Pernikahan
adalah salah satu hal yang sangat penting dari kehidupan manusia. Sehingga
semua orang akan mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya dan senantiasa
menunggu-nunggu kapan momen itu datang. Beberapa orang ketika masih berpacaran
ingin segera menikah karena mereka menganggap bahwa didalam pernikahan itu
hanya kehidupan-kehidupan manis yang terjadi. Padahal nyatanya setelah mereka melaluinya
sendiri banyak yang kelabakan karena mereka tidak mempersiapkannya dari awal.
Pernikahan
itu ibarat kapal yang akan mengarungi gelombang lautan bersama. Namun sayang
banyak yang tanpa sadar, mereka tidak menyiapkan bekal dan tanpa
menentukan tujuan yang tepat. Sehingga kehidupan rumah tangga hanya dijalani
mengalir begitu saja, bingung tak tau arah seakan pasrah akan ombak dan aliran air akan membawanya kemana.
Jika
pernikahan tak jelas arah tujuannya, jangan heran jika nanti kehidupan dalam
pernikahan begitu hambar. Namun sangat berbeda ketika pernikahan itu telah
disiapkan sebaik-baiknya dan mengetahui di manakah tujuan pelabuhannya. Pernikahan
yang seperti inilah yang akan membuat terciptannya keluarga harmonis.
Keharmonisan
dalam rumah tangga adalah salah satu hal yang di idam-idamkan bagi sebagian
orang terutama pada saat ini. Keharmonisan keluarga berarti adannya komunikasi
yang baik antar keluarga, adannya keserasian, kesepadanan dan kerukunan sebagai
suami dan istri. Untuk membangun sebuah keluarga yang harmonis dan sejahtera tentunya
tidak semudah seperti membalikkan tangan. Karena jalan ke arah ini sangat
terjal tidak lurus, mulus dan tanpa hambatan. Oleh karena itu dalam membentuk
keluarga yang harmonis memerlukan persiapan, tujuan dan perencanaan yang matang
dan tidak tergesah-gesah.
Setiap
keluarga yang nantinya ada harus saling menjaga komunikasi agar terciptanya
keluarga harmonis seperti yang diharapkan. Bahkan Van pelt menyebutkan bahwa "kebahagiaan suami istri dapat diukur dari daya guna komunikasi mereka". Bagaimana
seseorang berkomunikasi adalah merupakan suatu faktor yang menentukan dan
mempengaruhi serta menentukan sukses atau gagalnya suatu hubungan. Cara
berkomunikasi setiap orang berbeda-beda namun kita memiliki banyak prinsip
hidup yang sama hingga kita bisa mempelajari bersama agar tidak terjadi kesalah
fahaman antara suami dan istri.
Berkomunikasi
dengan keluarga secara sopan santu adalah hal yang sangat penting, sebab
ketidaksopanan dalam berkomunikasi dengan keluarga dapat menimbulkan berbagai
kesalahfahaman. Seperti halnya anak muda yang berpacaran mereka seakan
menggunakan cara ini yaitu dengan sopan santun ketika berkomunikasi sehingga
mereka tidak sering adannya pertengkaran. Nah seharusnya kita juga menerapkan
hal ini dalam kehidupan rumah tangga. Bukan malah sebaliknya, ketika
pasangan yang telah melangsungkan perkawinan tidak berkomunikasi dengan santun
lagi yang menyebabkan rumahtangga mulai tidak harmonis lagi.
Ada beberapa cara komunikasi
dengan sopan santun dalam membentuk keluarga harmonis:
a. Hindari
saling mengoreksi pasangan
Yang dimaksud adalah hindari saling mengoreksi
pasangan di depan umum apalagi di depan keluarga atau orang-orang terdekatnya.
Jika hal ini dilakukan maka akan membuat hati pasangan kita terluka dan bisa
membuat mereka tidak percaya dirilagibdidepan keluarga atau teman-teman
dekatnya.
b. Hindari
penggunaan kata yang menimbulkan kesalah pahaman dalam berkomunikasi
Tetkadang kita tidak memahami bahwa bahasa yang kita
gunakan berbeda dengan pasangan kita nah dalam hal inilah yang terkadang
membuat salah arti atau pemahaman sehingga memicu terciptanya masalah.
c. Tidak
menyela atau berhati-hati ketika memotong pembicaraan
Dalam hal ini pasangan harus saling mengerti dan
memahami bagaimana karakter pasangan kita ketika mengungkapkan pendapat. Agar ketika
ada salah satu yang menyela dan pasangannya telah memahami maka tidak akan
terjadi perdebatan.
d. Memperhatikan
nada suara saat bicara
Latar belakang seseorang terkadang membuat seseorang berbicara dengan nada keras namun
seseorang yang berbicara dengan keras tersebut tidak menyadari bahwa volume berbicaranya
sangat keras. Maka perlunya pasangan untuk memahami agar tidak terjadinya
kesalahfahaman.
e. Hindari
gurauan yang menyakitkan
Betapa sering seseorang dengan mudahnya membuat
lelucon agar semua orang tertawa namun seseorang itu tidak menyadari bahwa
lelucon itu menjadi bumerang baginya karena dia telah menyakiti hati pasangannya.
Dalam hal ini suami istri harus memiliki kepekaan untuk saling menghindari
gurauan yang dapat menyakiti hati seseorang yang sangat ia cintai.
f. Menggunakan
kata sebaik mungkin
Perlakukan pasangan, keluarga
seperti kalian memperlakukan sahabat yang tidak pernah disakiti bukan
sebaliknya. Terkadang seseorang sering seenaknya saja ketika berkomunikasi
dengan keluarga, bahkan sering kali menggunakan kata-kata pedas maupun
menyindir keluarga kita.
g. Hargai
waktu tenang bersama keluarga
Terkadang seseorang sangat perlu
untuk diberi waktu tenang agar bisa berpikir, mengembangkan diri, menenangkan
hati dan lain-lain. Ini adalah waktu di mana sang suami ataupun istri tidak mau
diganggu. Begitu juga halnya ketika suami ataupun istri sedang marah maka
berilah waktu untuk mereka, seperti mendengarkan dengan penuh perhatian
sehingga mereka menganggap bahwa kita sangatlah memperhatikan dan dia seakan
mendapatkan waktu tenang sekaligus untuk berpikir.
h. Evaluasi
partisipasi
Terkadang ada seseorang yang suka
berbicara namun ada juga yang pendiam sehingga dengan hal ini kita harus
pandai-pandai dalam mengenal karakter pasangan hingga tercipta keserasian.
Seperti yang suka bicara berusaha memberikan peluang pasangan untuk berbicara dan
sebaliknya.
i. Pergunakan
perasaan
Salah satu cara terbaik dalam
berkomunikasi keluarga adalah dengan cara menyampaikan perasaan satu sama lain.
Sebaiknya dalam menyampaikan perasaan diharapkan dengan perasaan terbuka,
jujur, dan ramah.
Dr. Howard Clinebell, seorang pakar
psikolog di Amerika Serikat, menganjurkan bahwa “jalan menuju komunikasi yang
produktif bagi suami dan istri adalah belajar agar terampil berbicara dengan
terus terang dan jujur." Yang dibutuhkan dalam berkomunikasi adalah
pernyataan-pernyataan yang jelas, langsung, terbuka tanpa berbelit-belit dan
spesifik. Bukan secara umum yang bisa ditafsirkan lagi, dan mengatakan
sebagaimana adanya dengan cara lembut dan sopan santun.
Sebagai makhluk sosial, manusia
tidak bisa terpisah dari kebutuhan untuk berkomunikasi satu sama lain. Maka
dengan komunikasi sopan santun dapat membentuk keluarga yang harmonis. Namun
komunikasi dengan sopan santun juga harus di imbangi dengan hubungan yang erat
dengan sang pencipta, yang akan membuat komunikasi tersebut lebih selaras seperti
yang dikehendaki oleh sang maha pencipta. Norman Wright, mengutip Paul Touner dalam
hal ini adalah“ Hanya bila suami istri berdoa bersama di hadapan Allah maka
mereka akan mendapatkan rahasia dari keharmonisan yang sebenarnya. Diantara
banyaknya perbedaan antara suami dan istri dalam hal apapun justru memperkaya
kehidupan rumah tangga mereka, bukan membahayakan mereka. Dan apabila suami
istri tersebut diam-diam mencari ke hadirat Allah untuk melihat
kesalahan-kesalahan mereka sendiri, mencari dosanya dan meminta ampunan dari
suami ataupun istri maka Insya Allah tidak akan ada lagi masalah dalam
pernikahan itu.
Setiap orang merindukan rumah
tangga yang bahagia. Rumah tangga yang bahagia akan diperoleh melalui
komunikasi yang baik antara suami dan istri. Namun komunikasi yang baik dan
terbuka tersebut hanya boleh terjadi dengan kuasa Allah. Itulah sebabnya selain
komunikasi dengan sopan santun, komunikasi dengan Allah juga harus selalu tetap
dipupuk. Karena manusia tidak sempurna, memiliki kelemahan termasuk kelemahan
dalam berkomunikasi. Secara sadar ataupun tidak sadar, kita dapat menyakiti
hati orang yang kita cintai. Oleh sebab itu kita perlu kuasa sang Maha Pencipta.
Dari pemaparan di atas bahwa
komunikasi adalah rahasia terciptanya keluarga yang harmonis. Sebab tanpa
komunikasi, hubungan-hubungan yang akrab tidak dapat dijalani dan tetap hidup. Bila
komunikasi tidak bisa ditinggalkan maka komunikasi harus dipelihara dan dikembangkan.
Karena mereka yang tidak mengembangkan akan mengalami problem lainnya . Dan
tidak bisa tercapainya keluarga harmonis dalam pelaksanaannya.
Penulis : Alda Risma Widyatama, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga (Hukum
Keluarga Islam ), Owner AldaDya.Wears.
Foto : Google
Post a Comment