Tawakal
Oleh : O. Solihin
Apa itu tawakal? Ehm, ini juga kayaknya di antara kita udah pada paham deh. Namun, nggak apa-apa, kita bahas ulang aja sebagai pengingat, ya.
Jadi begini, ada lho dari kita yang menyepelekan sesuatu. Misalnya, pas mau ujian sekolah. Udah dikasih tahu seminggu sebelumnya sama guru kita. Eh, tapi ada di antara kita yang nyantai. Nggak belajar. Malah banyak yang main gim segala. Lalu, bilang, “Pasrah deh. Siapa tahu besok tiba-tiba bisa ngerjain soal.” Waduh!
So, dalam kasus wabah Coronavirus ini, berarti jelas kudu ada usaha juga dalam pengertian menjaga kesehatan diri, ya. Selain itu, usaha dalam bentuk dzikir dan doa serta meninggalkan maksiat.
Saya coba ambil penjelasan dari Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Kitab Fawaidul Fawaid (terjemahan) di koleksi perpustakaan pribadi saya (cetakan kelima, Juli 2018).
Beliau menuliskan bahwa bentuk tawakal hamba yang paling agung adalah tawakal dalam hal memohon hidayah, memurnikan tauhid, mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dan memerangi para pelaku kebatilan. Itulah tawakal para Rasul Allah dan para pengikut utama mereka.
Rahasia dan inti dari tawakal adalah menyandarkan hati kepada Allah Ta’ala semata. Mengupayakan suatu sebab tidak menodai tawakal selama hati tidak bergantung dan tidak condong kepada sebab tersebut. Karena, meskipun seseorang mengucapkan: “Aku bertawakal kepada Allah,” namun tawakalnya itu tidak ada artinya selama hatinya masih bergantung, condong, dan lebih percaya kepada selain Allah.
O. Solihin, Motivator Remaja dan Penulis
Foto : Sebuah spanduk di daerah Turi Sleman Yogyakarta
Apa itu tawakal? Ehm, ini juga kayaknya di antara kita udah pada paham deh. Namun, nggak apa-apa, kita bahas ulang aja sebagai pengingat, ya.
Jadi begini, ada lho dari kita yang menyepelekan sesuatu. Misalnya, pas mau ujian sekolah. Udah dikasih tahu seminggu sebelumnya sama guru kita. Eh, tapi ada di antara kita yang nyantai. Nggak belajar. Malah banyak yang main gim segala. Lalu, bilang, “Pasrah deh. Siapa tahu besok tiba-tiba bisa ngerjain soal.” Waduh!
So, dalam kasus wabah Coronavirus ini, berarti jelas kudu ada usaha juga dalam pengertian menjaga kesehatan diri, ya. Selain itu, usaha dalam bentuk dzikir dan doa serta meninggalkan maksiat.
Saya coba ambil penjelasan dari Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Kitab Fawaidul Fawaid (terjemahan) di koleksi perpustakaan pribadi saya (cetakan kelima, Juli 2018).
Beliau menuliskan bahwa bentuk tawakal hamba yang paling agung adalah tawakal dalam hal memohon hidayah, memurnikan tauhid, mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dan memerangi para pelaku kebatilan. Itulah tawakal para Rasul Allah dan para pengikut utama mereka.
Rahasia dan inti dari tawakal adalah menyandarkan hati kepada Allah Ta’ala semata. Mengupayakan suatu sebab tidak menodai tawakal selama hati tidak bergantung dan tidak condong kepada sebab tersebut. Karena, meskipun seseorang mengucapkan: “Aku bertawakal kepada Allah,” namun tawakalnya itu tidak ada artinya selama hatinya masih bergantung, condong, dan lebih percaya kepada selain Allah.
O. Solihin, Motivator Remaja dan Penulis
Foto : Sebuah spanduk di daerah Turi Sleman Yogyakarta
Post a Comment