Amalan Panjang Umur

Oleh : Mohammad Fauzil Adhim

Ada hadis yang sudah sangat masyhur. Boleh jadi kita semua sudah hafal. Inilah hadis yang sepatutnya membuat kita tergerak, terdorong untuk berupaya meraihnya sebab kita tak tahu batas usia kita. Inilah ‘amalan yang menjadikan kita panjang umur, sebab di antara makna panjang umur ialah tetap beramal meskipun sudah wafat. Sebaliknya ada orang yang meskipun fisiknya masih hidup, tetapi ia seperti mayit. Tak ada ‘amal shalihnya.
Dari Abu Hurairah radhiyaLlahu ‘anhu, Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak shalih yang mendo’akan orangtuanya.” (HR. Muslim).

Inilah ‘amalan yang terbaik. Pada hadis lain, Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan rincian serta keluasannya. Dari Abu Hurairah radhiyaLlahu ‘anhu, Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

“Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikannya setelah ia mati adalah, ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang ia tinggalkan, mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan, masjid yang ia bangun, rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun, sungai yang ia alirkan, sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup, semua itu akan dikaitkan dengannya setelah ia mati.” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).

Ada ‘amalan yang lebih mudah sekaligus lebih ringan mengerjakannya, ada pula ‘amalan yang memerlukan proses panjang dan upaya serius yang berkesinambungan. Anak shalih yang ia tinggalkan (وَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ) memberikan keluasan, yakni jika anak-anak kita shalih, bahkan tatkala mereka lupa mendo’akan kita pun keshalihannya tetap bermanfaat bagi kita. Mereka menjadi ‘amal shalih kita yang menambah kebaikan, bahkan mengurangi dosa-dosa.

Ada ‘amalan lebih mudah bagi mereka yang berharta. Adapun jika tidak memiliki harta yang mencukupi, lalu bersama-sama yang lain memperbuat ‘amalan utama tersebut, maka ‘amalan itu mengalirkan pahala yang terus-menerus baginya. Dialah waqaf serta rincian ‘amal lainnya yang telah disebut dalam hadis riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi tersebut.

Ramadhan sudah mau habis. Apa ‘amalan kita?

Mohammad Fauzil Adhim, Penulis Buku-buku Parenting
Powered by Blogger.
close