Hikmah Covid-19, Urgensi Persatuan

Oleh : Subliyanto

Sebentar lagi, setelah kebijakan “New Normal” resmi diberlakukan, tagar dirumah saja akan mulai hilang. Semua aktivitas kehidupan akan kembali sebagaimana biasanya (normal). Namun pola hidup normal kali ini disertai aturan-aturan yang mengikat, dimana setiap dari kita wajib mentaatinya, sehingga disebut dengan istilah “New Normal”. Hal itu merupakan proses dari pemulihan dari kelumpuhan segala aspek kehidupan sosial dikala pandemi Corona melanda negeri ini.

Kenormalan baru (bahasa Inggris: new normal), terkadang juga disebut kewajaran baru atau kelaziman baru, adalah sebuah istilah dalam bisnis dan ekonomi yang merujuk kepada kondisi-kondisi keuangan usai krisis keuangan 2007-2008, resesi global 2008-2012, dan pandemi Covid-19. Sejak itu, istilah tersebut dipakai pada berbagai konteks lain untuk mengimplikasikan bahwa suatu hal yang sebelumnya dianggap tidak normal atau tidak lazim, kini menjadi umum dilakukan. (Wikipedia)

Karena new normal bagian dari solusi di tengah pandemi virus Corona, maka diantara aturan yang harus ditaati adalah mematuhi protokol kesehatan. Dan dikutip dari kompas.com 27 Mei 2020 poin-poin protokol kesehatan di era new normal adalah pertama, mencuci tangan, kedua, hindari menyentuh wajah, ketiga, menerapkan etika batuk dan bersin, keempat, menggunakan masker, kelima, jaga jarak sosial, keenam, isolasi mandiri (bagi yang sakit), dan ketujuh, menjaga kesehatan.

Tujuh poin itulah yang nantinya harus ditaati pada era new normal yang entah kapan secara resmi hal itu akan diberlakukan. Lantas apakah konsep ini manjur untuk mengatasi pandemi Corona yang sedang melanda negeri saat ini?

Pro dan kontra wacana konsep ini terus menjadi perbincangan di media, baik secara live maupun secara tertulis. Benang merahnya adalah sebuah apresiasi bagi semuanya karena hal itu menunjukkan bahwa rasa kepedulian terhadap permasalahan negeri masih ada. Sehingga pertukaran ide dan gagasan terus bermunculan yang secara esensial tujuannya sama kendatipun dengan cara dan sudut pandang yang berbeda. Disinilah hakikat pentingnya persatuan di negeri ini. Karena negeri ini tidak bisa dikendalikan oleh satu kepala.

Maka hanya dengan banyak kepala dan secara bersama-sama dalam mengatasi semua permasalahan negeri ini akan terwujud. Apalagi permasalahan Corona yang melanda negeri ini tidak hanya berimbas pada sebagian pihak atau segmen tertentu. Akan tetapi berdampak pada semua lapisan masyarakat dari atas hingga bawah. Semuanya seakan-akan dihantui dengan rasa ketakutan, kekhawatiran, krisis di segala bidang, dan lain-lain.

Melihat hal itu maka sejatinya sudah saatnya sejenak untuk membuka baju warna-warni yang sedang kita pakai sebagai identitas kita. Situasi ini merupakan situasi yang sangat tepat untuk berbaju satu yaitu Indonesia. Dan secara bersama-sama, bahu membahu dalam mengatasi persoalan bangsa. Dengan demikian mudah-mudahan segala kesulitan yang sedang melanda negeri ini segera teratasi sehingga semuanya dapat normal kembali. Amin.

Subliyanto, Pegiat Media Sosial dan Pendidikan, tinggal di Pamekasan Madura

Powered by Blogger.
close