Penanganan Virus Herpes pada Anak

Oleh : Arhie Lestari 

Virus herpes dapat menyerang siapa saja, tak terkecuali anak-anak dan balita. Salah satu gejala serangan virus herpes pada anak adalah luka lepuh di sekitar bibir. Infeksi virus herpes ini menjadi berbahaya ketika virus di luka lepuh menyebar luas dan menjangkiti anggota tubuh lainnya seperti otak dan mata.

 

Segera periksakan ke dokter anak, terutama jika anak telah mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh sebelum terinfeksi. Dokter mungkin akan memberikan obat antivirus untuk membantu tubuh membasmi virus herpes di dalam tubuh anak. Jika anak merasa sakit, berikan obat pereda nyeri ringan, seperti paracetamol. Jangan berikan aspirin pada anak berusia kurang dari 16 tahun karena dapat menyebabkan sindrom Reye yang bisa mengancam jiwa.

 

Untuk meredakan bengkak dan merah pada luka, Anda dapat menempatkan es yang dibalut handuk atau handuk kecil yang telah dibasahi pada area yang sakit. Hindari memberikan makanan yang asin dan asam, seperti tomat yang dapat menyebabkan luka terasa lebih sakit. Konsumsi makanan yang lembut dan dingin.


Salep pereda nyeri dapat dioleskan dengan memerhatikan panduan pemakaian, terutama jika anak berusia kurang dari 12 bulan. Lebih baik jika semua obat diresepkan dokter. Berikan anak lebih banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Sedangkan untuk bayi, ibu bisa melanjutkan pemberian ASI. Ajak anak berkumur dengan obat kumur jika memang menyikat gigi terasa sakit akibat radang gusi. Ingatkan anak untuk tidak menyentuh lukanya.

Ada berbagai langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menangkal virus herpes pada anak. Agar anak terhindar dari virus herpes, ada baiknya untuk melarang sembarang orang menciumnya, terutama pada bayi yang baru lahir. Di rumah maupun di sekolah, hindari berbagi peralatan makan dan minum, seperti gelas dan sendok, dengan anak-anak lain, serta ajari anak mencuci tangan secara teratur.

Hal yang terpenting, jika anak Anda sedang mengalami infeksi virus herpes, disarankan untuk membiarkannya beristirahat di rumah hingga kondisinya pulih sepenuhnya. Selain untuk mempercepat penyembuhan, juga untuk menghindari penularan ke anak-anak lain di sekolah.

Arhie Lestari, Pemerhati dunia anak

Powered by Blogger.
close