Tersirat, Pandemi Corona Mengajak Manusia Kembali Ke Fitrahnya
Idul Fitri telah tiba, namun pandemi Corona belum juga sirna. Laman covid19.go.id mengabarkan bahwa update data covid-19 di Indonesia per 23 Mei 2020, positif 21.745, sembuh 5.249, dan meninggal 1.351. Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir dan semua aktivitas kembali normal.
Sebuah hal yang langka, merayakan hari kemenangan berupa hari raya 'Idul Fitri di rumah saja. Namun apalah daya itulah arahan dari pemerintah beserta jajarannya. Walaupun tidak dapat dinafikan bahwa masih banyak yang merayakannya seperti biasanya. Pun hal itu juga sah-sah saja.
Esensi dari 'Idul Fitri adalah bahwasanya manusia kembali ke fitrahnya yaitu sebagai manusia yang suci, manusia yang bebas dari segala noda jika dirinya benar-benar melaksanan ibadah puasa dengan sempurna, berdasarkan iman, dan hanya mengharap keridhaan-Nya.
Nampaknya demikian juga dengan pandemi Corona. Tersirat pesan ajakan bahwa alam dan isinya juga harus kembali ke fitrahnya sehingga alam dan isinya harus beristirahat sejenak guna mengembalikan kesuciannya.
Kunci utama dari alam ini adalah manusia. Karena manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi, sebagaimana telah termaktub dalam firman-Nya :
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS. al-Baqarah : 30)
Maka baik tidaknya alam ini bergantung manusianya yang telah mendapatkan amanah untuk merawatnya. Manusia yang beriman dan bertakwa serta betul-betul mengimplementasikannya dalam kehidupannya maka tidak diragukan lagi bahwa ia akan mendapatkan Rahmat-Nya. Allah berfirman :
"Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui." (QS. al-Baqarah : 21-22)
Demikian juga sebaliknya, manusia yang lupa pada Tuhannya, maka bukan hal berat bagi Allah untuk mencabut keberkahan bumi dan langit beserta isinya. Allah berfirman :
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. al-A'raf : 96)
Maka sudah sepantasnya ayat-ayat qauliyah ini menjadi renungan bagi manusia. Semoga pada momentum yang fitri ini semuanya akan kembali kepada fitrahnya. Baik manusianya dan juga alamnya. Wallahu a'lam
Subliyanto, Pegiat Media Sosial, Tinggal di Madura
Post a Comment