Pendidikan Akhlak dalam Keluarga
Oleh : Albar Rahman
Mengacu pada apa yang pranah dilontarkan
oleh ummahatul mukminin, Aisyah r.a
saat menceritakan Akhlak Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, bahwa akhlak beliau adalah akhlak Al- Qur’an. Sampailah
kita pada sebuah pemahaman bahwa insan yang berakhlak adalah insan yang
mengamalkan isi kandungan Al- Qur’an dengan menjadikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
teladan dalam kehidupan sehari- hari. Akhlak yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah akhlak yang tidak hanya berhubungan pada Allah semata melainkan akhlak
yang berhubungan dengan manusia juga. Inilah kesempurnaan akhlak, jika demikian
adanya akhlak itu memiliki dua dimensi, yakni taat pada Allah dan berbuat baik
atau memelihara sesama manusia.
Belajar dari peristiwa Revolusi Perancis,
sebagai revolusi yang digadang-gadang merupakan bentuk pembelaan dan penegakan
terhadap kebebasan, persaudaraan dan persamaan malah bergeser menjadi sebuah
penindasan di tangan sang peguasa kekuasaan yang diktator. Sebutlah Napoleon
Bonaparte yang selalu memuji- muji prinsip Revolusi Perancis akhirnya berubah menjadi seorang
diktator dengan membebaskan Eropa karena ambisi dirinya untuk meraih pengakuan
Imperium Prancis kala itu. Sebuah revolusi yang dianggap penting pada abad
modern dewasa ini ternyata luput dari merevolusi akhlak. Akhlak merupakan
bagian terpenting dalam tatanan kehidupan malah terabaikan dan lahirlah
penindasan yang sejatinya bertentangan dengan fitrah manusia.
Muhham Kamil Hasan al Mahami dalam
tulisannya mengungkap, revolusi (Perancis) cenderung mengabaikan persoalan
penting yang mesti dipenuhi demi kebangkitan masyarakat atau bangsa. Persoalan
penting ini adalah akhlak. Jika ingin merefleksi pelajaran dari Revolusi Perancis ini dalam tatanan keluarga, maka sang
ayah ibarat Napoleon Bonaparte selaku pemimpin tertinggi dalam keluarga yang
menjadi aktor sang penguasa revolusi. Ayah menjadi tali kendali saat mengusai
keluarga. Dan hendak di bawah kemanakah keluarga ini? Bahtera keluarga yang
indah, jikalau pusat bermuaranya hanya pada karena Ilahi. Dalam perjalanannya
tidak hanya persoalan ibadah pada sang Khaliq namun perjalanan akhlak pada
sesame manusia juga penting diperhatikan. Agar kelak lahirlah insan berkuasa
tanpa merusak dan menghancurkan makhluk lain karena ambisi keserakahan terhadap
kekuasaan.
Dalam Islam tidak membawa nilai dengan
kata rusak, hancur dan memusnahkan yang lain, melainkan Islam itu Rahmatan lil ‘alamin yakni justru
memelihara kehidupan alam dan semua makhluk yang ada. Secara rinci dan terkait
dengan pendidikan akhlak anak, dalam Islam ketika anak sudah bisa membuka mata
dan tumbuh besar maka segeralah kenalkan mereka pada hal- hal yang baik
terutama bagaimana memperlakukan orang lain dalam saling menyayangi dan
menghormati yang lebih tua.
Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berujar dalam banyak riwayat yang
mengatakan bahwa yang termasuk hak
seorang anak dari orangtuanya adalah mengajarinya adab dan memberinya nama yang
baik. (H.R. Al- Baihaqi). Abdullah
Nasih Ulwan dalam bukunya menegaskan, para pendidik terutama orang tua memiliki
tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak di atas kebaikan dan mengajarinya
prinsip- prinsip kesopanan.
Sebagai pentutup ada baiknya merenungi
sebuah hadis dari Ali bin Abi Thalib r.a berikut ini:
“Ajarilah
anak- anak kalian kebaikan dan didiklah mereka (dengan adab).” (HR. Abdur
Razak dan Said bin Mansur).
Sebuah tanggung jawab yang begitu luas,
mencakup setiap yang bisa memperbaiki jiwa anak, meluruskan penyimpangan anak,
mengangkat anak dari keterpurukan dan berlaku baik dalam berinteraksi dengan
orang lain. (Nasih ‘Ulwan)
Semoga keluarga yang dipandu sang Ayah mampu merevolusi akhlak anak, istri dan masyarakat sekitarnya karena pertolongan Allah. Lalu dengan revolusi akhlak keluarga ini, pada akhirnya menciptakan tatanan kehidupan rumah tangga sebagai tonggak awal peradaban masyarakat, bangsa dan dunia yang lebih luas.
Albar
Rahman, Pendidik dan Pemerhati
dunia anak
Post a Comment