Tips Agar Anak Mandiri

Oleh : Muhammad Akbar Ramadhan,

“Bunda…, ambilkan minum dong!” Celetuk Adi, anak pertama Bu Ida yang baru berusia 5 tahun sambil asyik bermain dengan mobil-mobilannya.

“Bunda baru repot, Nak. Ni masih masak, kamu ambil sendiri saja ya. Kan tinggal ambil gelas dan pencet dispenser,” jawab sang Bunda.

Gak mau, ambilin dong Bunda. Adi masih mau main nih,”

Sang Bunda diam pura-pura tidak mendengar. Adi pun semakin keras berteriak meminta diambilkan minuman. “Ambil sendiri ya, Nak. Ibu baru masak untuk makan kita nanti malam. Tuh, gelasnya ada di atas meja. Tinggal ambil dan pencet dispenser. Dah selesai, ya anak shalih,” ujar sang Bunda.

Sekilas nampaknya tak ada yang salah dengan anak manja, mereka nampak lucu dan menggemaskan. Apalagi masa kecil adalah masa di mana orangtua sangat menyayangi anaknya. Padahal terlalu memanjakan anak di masa kecilnya akan berdampak tidak baik bagi pertumbuhan mental dan moralnya. Anak akan diliputi ketergantungan dan susah untuk mandiri. Dia akan membutuhkan banyak bantuan dari orang lain yang mungkin sebenarnya dapat ia lakukan sendiri.

Hal yang mendasar yang pertama perlu orangtua lakukan adalah menanamkan keyakinan pada diri sendiri untuk tidak memanjakannya. Hal ini penting karena orangtua pasti akan merasa lemah jika harus berdiam diri tanpa mengikuti kemauannya.

Setelah meyakinkan diri agar tidak memanjakannya secara berlebihan, maka terapkan sikap tegas dan disiplin serta kejelasan aturan yang akan Anda terapkan pada anak. Misalnya buatlah peraturan agar mereka merapikan kamar tidur setelah bangun pukul 5 pagi. Tidak salah rasanya untuk coba membiarkan anak memulai mengerjakan apa yang harus ia kerjakan sendiri dengan memberinya sedikit arahan dan bantuan.

Berikan dia pengertian bahwa semua yang ia lakukan atas usaha sendiri akan terasa lebih bernilai daripada jika dilakukan orang lain. Jangan berhenti untuk membimbingnya sekalipun ia harus melakukan tugasnya sendiri. Berikan ia tugas khusus yang mudah, agar ia terbiasa melakukan pekerjaan sendiri, tentu saja dimulai dengan sesuatu yang ringan seperti mencuci piring makannya sendiri dan lain-lain. Jika sikap ini dapat ditanamkan sejak dini, maka insyaAllah, anak-anak kita akan terlatih untuk tidak tergantung dengan orang lain. Ketika suatu ketika, anak harus terpisah sementara dari orangtua, misalnya karena harus mengikuti perkemahan, maka anak yang terbiasa melakukan aktivitasnya sendiri tentu akan melakukannya dengan ringan. Bahkan mungkin dia akan merasa mandiri itu mengasikkan. Berbeda dengan mereka yang jarang dilatih untuk melakukan tugasnya sendiri, pasti dia akan mengeluh dan merasa pekerjaan tersebut sangat berat.

Beberapa hal yang dapat ia lakukan sendiri maka akan menimbulkan kemandirian baginya. Maka berhati-hatilah dalam memanjakan anak, semua ada batasannya. Terlalu memanjakan akan membuatnya tidak mandiri namun terlalu acuh membiarkan semuanya dikerjakan sendiri akan membuat dia merasa terabaikan. 

Tips: 

Jelas dan tegas. Beritahu anak-anak mengenai apa yang orangtua harapkan secara gamblang. Misalnya, tekankan pada mereka untuk bisa mandiri membersihkan kamar sendiri dan menyiapkan segala keperluan sekolah.

> Jangan ‘menyuap’ anak di rumah. Orangtua dan anak-anak akan membayar mahal kebiasaan ‘menyuap’ ini. Kebiasaan buruk ini akan terus mereka lakukan saat beranjak dewasa.

> Hindari selalu membuat kesepakatan. Tunjukkan secara langsung pada mereka bahwa tidak semua aspek kehidupan yang mereka tuntut merupakan kesepakatan, dan bisa selalu dikabulkan.

> Menghargai setiap usaha lebih bagus dibanding hasilnya. Hal ini dapat membuat anak percaya diri sehingga kelak bisa mandiri.

> Luangkan waktu bersama anak. Misalnya carilah pengalaman dan kegiatan yang tidak banyak mengeluarkan biaya, seperti naik sepeda, berkebun, membersihkan rumah bersama-sama, dan sebagainya.|

Muhammad Akbar RamadhanPecinta dunia anak, tinggal di Bantul

Foto Kompas

Powered by Blogger.
close